Jakarta
– Butuh waktu dan dana yang tidak sedikit untuk membuktikan adanya
fenomena piramida di Gunung Lalakon, Bandung, Jawa Barat. Berbagai
tahapan harus ditempuh, mulai dari proses pendeteksian hingga
penggalian.Peneliti LIPI Danny Hilman Natawidjaja menjelaskan,
pembuktian piramida bisa dilakukan dengan metoda pencarian benda
purbakala, seperti candi atau artefak lainnya. Sebagai langkah awal,
tentu saja uji deteksi benda tersebut harus dilakukan.
“Biasanya deteksi itu bisa pakai cara geo
fisika, geo radar, atau geo listrik,” kata Danny saat berbincang dengan
detikcom, Rabu (27/7/2011).
Doktor lulusan California Institute of
Technology ini mengaku pernah sekali melakukan uji geo listrik di Gunung
Lalakon, Bandung, Jawa Barat, pada bulan Februari 2011. Awalnya, di
lokasi tersebut, Danny dan mahasiswa S2 ITB meneliti tentang kegempaan
di gunung tersebut.
Namun, tiba-tiba ada sekelompok orang
dari Yayasan Turangga Seta yang meminta bantuan pada Danny untuk
meneliti kemungkinan adanya piramida di gunung tersebut. Hasilnya,
sempat ditemukan ada struktur bebatuan tidak alamiah di struktur geologi
di bawah permukaan. Sayangnya, ketika diuji kembali, itu tidak
terbukti.
“Ya itulah, belum apa-apa sudah
dipublish, jadi heboh. Setelah ribut-ribut itu, saya tidak tertarik
untuk menindaklanjuti, isunya sudah macam-macam,” keluh Danny.
Lebih lanjut, pria asal Subang ini
menambahkan, penelitian geo listrik di Gunung Lalakon masih terlalu
dini. Belum bisa diambil kesimpulan apa pun dari riset tersebut.
“Geo listrik berdasarkan sifat penghantar
listrik. Dari bentuknya, misalnya ada candi, di bawah permukaan. Sifat
listriknya candi dan tanah kan beda, nanti terlihat,” katanya.
Penelitian lanjutan dibutuhkan, seperti
menggunakan geo radar untuk mendeteksi pencitraan di bawah permukaan.
Alat ini biasa digunakan untuk eksplorasi geologi dan bangunan. “Bisa
juga dipakai untuk nyari minyak,” imbuhnya.
Selain itu, Danny juga menyarankan
pencarian dilakukan dengan citra satelit. Dari tampilan itu, bisa
terlihat bentukan alam yang mencurigakan.
“Kita cari yang tidak alamiah. Yang
kira-kira man made. Bisa juga citra lens, fotografi dan proses alam
untuk melihat suatu bentukan yang tidak alamiah,” sambungnya.
“Pokoknya ini memerlukan waktu yang lumayan lama dan tidak mudah,” tegasnya.(mad/asy)
Detik.com
Rabu, 27/07/2011
Rabu, 27/07/2011
» Kontak : Danny Hilman Natawidjaja
No comments:
Post a Comment