Saturday, May 3, 2014

Gunung Lalakon Bukan Terbentuk oleh Alam

Gunung Lalakon Bukan Terbentuk oleh Alam

USEP USMAN NASRULLOH/"PRLM"
USEP USMAN NASRULLOH/"PRLM"
GUNUNG Lalakon dengan bentuk mirip piramida terlihat dari Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Rabu (11/1). Berdasarkan hasil geolistrik oleh Turangga Seta Gunung Lalakon yang berada di Kecamatan Kutawaringin tersebut merupakan buatan manusia yang diduga kuat piramida.*
SOREANG, (PRLM).- Tim Turangga Seta tetap meyakini bahwa Gunung Lalakon di Kecamatan Kutawaringin, Kab. Bandung terbentuk bukan karena aktivitas alam. Melainkan, hasil dari buatan manusia. Hal itu diperkuat dengan hasil geolistrik yang telah dilakukan mereka pada September tahun lalu.

"Kita sekarang berani mempublikasikan hasil geolistrik karena hasil geolistrik yang lalu milik pemerintah. Hasil geolistrik menunjukkan ada pola struktur resistivitas berlapis dan teratur dengan ketebalan relatif sama. Dengan kata lain, itu mengarah kepada hasil buatan manusia," ucap salah satu tim Turangga Seta, Dani Subrata kepada"PRLM", Rabu (11/1).

Menurut Dani, pihaknya tidak asal bicara bahwa Gunung Lalakon itu bukanlah gunung yang terbentuk secara alamiah."Pola batu boulder atau bronjongan yang ditemukan beberapa waktu lalu saat kita melakukan penelitian digunakan untuk menutupi bangunan piramida sehingga menyerupai bentuk bukit besar atau gunung. Kejadian tersebut sama dengan yang terjadi di Piramida Bosnia," katanya.

Menurut dia, awalnya tidak ada ahli terkait yang mau mendukung pola pemetaan Piramida di Bosnia. "Akan tetapi, sekarang Piramida Bosnia telah menampakkan wujudnya dan terbukti bahwa gunung pada awalnya dikira gunung alamiah ternyata adalah bangunan piramida," ucap Dani.

Ketua Tim Turangga Seta, Agung Bimo Sutejo mengatakan, untuk meyakini bahwa Gunung Lalakon terbentuk oleh tangan manusia, pihaknya pun meminta pendapat dari berbagai ahli Geothermal. "Kami juga berkonsultasi dengan penemu piramida di Bosnia. Mereka yakin bahwa Gunung Lalakon adalah sebuah piramida," katanya.

Menurut Prof. Sayogi Sudarman, pakar geothermal, susunan batu yang terlihat dari uji geolistrik dapat diinterpretasikan mengarah pada hasil buatan manusia bukan sebagai hasil produk gunung api tua."Di ujung-ujung Timur perlapisan terdapat tegakan resistif bangunan kecil dan mungkin pula dibagian atas bukit itu sendiri," ucap Sayogi.

Ia menyimpulkan, bahwa Gunung Lalakon merupakan buatan manusia. "Terdapat batuan keras dan padat, kemungkinan marbel yang secara kelistrikan bersifaatresistif berbentuk anak tangga, tepatnya di bagian Timur," katanya.

Keberadaan piramida di Gunung Lalakon terbantahkan oleh peneliti Geologis yang dilakukan Dosen TeknikGeologi ITB,Budi Brahmantyo. Menurut Budi,Gunung Lalakon merupakan satu daari banyak bukit di Utara Soreang atau Selatan Cimahi yang merupakan produkaktivitas magmatik selama kala Pliosen, sekitar empat juta tahun yang lalu.

Maka di kawasan tersebut, selain Gunung Lalakon yang memang membentuk morfologi kerucut yaitu antar Pasir Salam Masoro dirangkaian Gunung Lagadar-Gunung Bohong Cimahi, hingga Gunung Singa dan Gunung Sadu di Soreang.

"Namun, untuk meyakinkan itu semua. Alangkah lebih baiknya kita lakukan penggalian. Kita sebisa mungkin akan menempuh jalur resmi untuk dapat melakukan penggalian," kata Dani. (A-194/A-88)***


Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/node/172730

No comments:

Post a Comment