Piramida Cina dan Peradaban yang Hilang di Xia Barat
Kalau bicara soal Mesir, yang langsung terlintas di kepala adalah Firaun dan piramida.
Namun, bangunan-bangunan kuno semacam itu sebetulnya tidak hanya ada di Mesir.
Piramida-piramida besar juga ditemukan di Teotihuacán, Mexico.
Dan makam segitiga di Tikal, Guatemala, bahkan ada ukirannya di film Star Wars yang berjudul The Empire Strikes Back.
Tapi apakah ada piramida di Cina?
Koresponden kami Clarence Chua mengunjungi Ningxia untuk mencari tahu.
Carilah ‘Piramida dan Cina’ di internet dan Anda akan menemukan banyak sekali teori konspirasi.
Rumor adanya piramida di Cina pertama kali beredar selama Perang Dunia
II, ketika pilot Amerika James Gaussman mengklaim telah melihat
‘piramida putih raksasa’.
Sebelum Cina membuka diri di akhir
1970-an, banyak bangunan kuno ini terletak di daerah terlarang dan tidak
dapat diakses orang asing.
Ini memicu munculnya tudingan terhadap
pemerintah yang dianggap menutup-nutupi keberadaan piramida Cina, tapi
juga kehadiran makhluk luar angkasa.
Saat ini saya berada di Museum Xia Barat di luar ibukota Ningxia di Yinchuan.
Tak jauh dari sini, ada yang disebut piramida Cina.
Namun, para ilmuwan Cina berulang kali menekankan kalau piramida-piramida ini awalnya adalah makam.
“Piramida ini awalnya pagoda berbentuk
heksagonal. Setelah beberapa waktu, hampir seribu tahun, mereka rusak
oleh erosi dan aktivitas manusia. Pagoda itu kehilangan bentuk aslinya
dan sekarang terlihat seperti sebuah piramida. Piramida di Mesir
sebenarnya makam, tetapi di Xia Barat, 'piramida' adalah sebuah pagoda
dan makam yang sebenarnya ada di depannya. Jelas tidak ada hubungan
antara keduanya.”
Wang Chang Fen, ahli peninggalan purbakala di Museum Xia Barat.
"Dinasti Xia Barat ada dari 1028-1227
Setelah Masehi. Setelah naik menjadi Kaisar, pendiri Xia Barat, Li
Yuanhao, memerintahkan pembangunan makamnya dan orang-orang dari ayah
dan kakeknya. Total Kaisar Xia Barat adalah 12, namun kenyataannya hanya
ada 10. Li Yuanhao menganggap ayah dan kakeknya sebagai pelopor negara
baru dan mereka diberikan status Kaisar. Tapi hanya ada sembilan makam.
Sebagian besar makam itu rusak parah dan kami hanya bisa menduga kalau
makam no. 3 adalah Li Yuanhao dan makam no.7 adalah kaisar ke-5, yang
dimakamkan berurutan berdasarkan adat pemakaman Cina Han.”
Setiap pembaca setia sejarah Cina pasti
akan menemukan banyak referensi untuk dinasti yang kurang dikenal
seperti Dinasti Wei Utara, Jin atau Liao.
Seperti Yuan dan Qing , banyak dari
dinasti ini dipimpin oleh penguasa non-Cina yang mengadopsi budaya Cina
dan cara berkuasanya.
Chang Fen menjelaskan apa yang disebut
piramida itu, dibangun ketika ada tiga dinasti berkuasa di Cina pada
waktu yang bersamaan.
“Xia Barat adalah Kerajaan Budha yang
setia. Buddhisme Tibet adalah agama resmi. Disebut Xia Barat karena
kerajaan itu terletak di sebelah barat Sungai Kuning. Nenek moyang etnis
minoritas Dangxiang sama dengan orang Tibet saat ini. Mereka ada selama
Dinasti Tang di wilayah barat Sichuan, Gansu dan Qinghai. Mereka
mengumpulkan pajak sendiri, punya tentara sendiri, bahkan pemerintah
pusat tidak bisa mengendalikan mereka. Ketika Dinasti Tang jatuh, Cina
pecah menjadi Dinasti Liao, Xia Barat dan Song. Masyarakatnya, budaya
dan hukumnya diadopsi dari dinasti Tang. Saat itu sudah ada dasar yang
kuat untuk membangun sebuah bangsa. Mereka juga punya sistem penulisan
sendiri yang didasarkan pada karakter Cina.”
Etnis minoritas Dangxiang di Mongolia dikenal sebagai Tangut, atau keturunan dari orang-orang Tuoba berbahasa Mongolia.
Jadi, di mana orang-orang Dangxiang sekarang? Apa yang terjadi dengan peradaban mereka?
Ma Shenlin adalah wakil presiden Biro Manajemen Makam Xia Barat.
Dia menjelaskan alasan Dangxiang tidak masuk dalam daftar 56 etnis minoritas Cina.
“Orang Dangxiang bertempur melawan
Mongolia enam kali selama lebih dari 22 tahun. Genghis Khan terluka dan
meninggal di Xia Barat. Sebelum Gengis Khan meninggal, dia mengesahkan
sebuah dekrit yang menyatakan orang Dangxiang harus dimusnahkan bahkan
jika mereka menyerah. Seiring waktu, orang-orang Dangxiang berbaur ke
dalam kelompok-kelompok etnis lain.”
Para ilmuwan percaya tiga Kaisar Xia
terakhir tidak bisa membangun kuburan mereka karena perang yang sedang
berlangsung dengan orang Mongolia.
Hanya makam nomor 3, makam kaisar pertama Li Yuanhao, yang terbuka untuk umum.
Saya mencoba berjalan menuju makam nomor 5 tapi Zhou mencoba menghentikan saya.
“Makam-makam ini letaknya saling
berjauhan satu sama lain. Akan makan waktu yang sangat lama bagi Anda
untuk berjalan kaki. Lagi pula apa yang mau dilihat di sana?
Dia menyombongkan diri kalau sudah berhasil naik ke puncak makam nomor 3.
“Apa Anda percaya kalau saya bisa
mendaki ke puncak dalam waktu kurang dari lima menit? Kadang-kadang
selama beberapa festival kami menawarkan dupa dan doa. Anda percaya atau
tidak, lebih baik Anda menghormatinya.”
Makam Xia tidak terlalu kecil tapi lebih pucat dibandingkan dengan piramida yang ada di Mesir.
Tapi seperti kerajaan firaun, piramida
Xia Barat adalah bukti sebuah peradaban yang begitu besar, yang bahkan
Khan yang Agung tidak mampu menghapus mereka dari muka bumi.
Sumber:
http://www.asiacalling.org/in/berita/china/2296-chinese-pyramids-and-the-lost-civilization-of-the-western-xia
No comments:
Post a Comment