Siapakah Kaum Ad, Ras Raksasa Penguasa Dunia Yang Dimusnahkan?
Seorang Raja besar pernah hidup dan membawa pengaruh besar terhadap
peradaban terdahulu, dia disebut 'Shedd Ad Ben Ad' atau 'Shed Ad bin
Ad'. Dia penduduk pertama negara Arab yang dikenal dengan sebutan
'Adites' berasal dari nenek moyang mereka yang disebut kaum Ad, cucu Ham.
Adites mungkin adalah manusia Atlantis
atau 'Ad-lantis'. Menurut Lenormant dan Chevallier dalam bukunya
'Ancient History of the East' disebutkan bahwa mereka telah dibentuk
seorang raja dan dari mana asal usul mereka yang diberikan kehidupan
selama beberapa abad, kaum Ad diduga berasal dari timur laut.
Dia menikahi seribu wanita, memiliki empat ribu anak dan hidup selama
1200 tahun. Setelah kematiannya, anaknya Shadid dan Shedad memerintah
berturut-turut di kerajaan Adites. Pada saat kedua turunan Ad memimpin
seribu suku yang masing-masing terdiri dari beberapa ribu pria, maka
terjadi penaklukan besar dikaitkan dengan penundukan Shedad. Semua
orang-orang Saudi dan Irak migrasi dari Kanaan, mereka berdiri di Suriah
dan invasi Mesir juga dikaitkan dengan ekspedisi Shedad.
Kaum Ad Adalah Bangsa Ad-lantis (Atlantis)
Shedad telah membangun istana yang dihiasi dengan kolam yang luar biasa
dan dikelilingi oleh taman yang megah, sebuah istana yang disebut Irem.
Istana itu dibangun Shedad dan disebutkan telah meniru keindahan surga
di langit. Dengan kata lain, seorang Raja besar dan kuat di zaman kuno,
memuja matahari, menaklukkan ras dan sebagai bangsa yang pertama kali
menyerbu Arab. Mereka adalah bangsa Ad-lantis, dimana Raja-nya mencoba
untuk membuat sebuah istana dan taman Eden.
Adites diingat orang Arab sebagai ras besar dan beradab, digambarkan
sebagai laki-laki bertubuh raksasa, kekuatan ras-nya mampu memindahkan
blok besar batu. Ras mereka merupakan arsitek dan pembangun, mengangkat
monumen kekuasaan, sehingga orang-orang Arab saat ini masih ada yang
menyebut sisa reruntuhan situs sebagai 'Bangunan Adites'.
Dalam kiasan Alquran, mereka mendirikan bangunan ditempat-tempat yang tinggi dan penggunaannya sia-sia. Gambaran ini membuktikan bahwa mereka penyembahan berhala dan dianggap telah meyakini ajaran Sabaeism atau Dewa-dewa Bintang. Kemajuan material bersekutu dengan kebejatan moral yang besar dan ritual cabul.
Bangsa Adites pertama telah punah akibat banjir besar dan diteruskan oleh ras Adite kedua. Mungkin mereka telah lolos dari banjir besar Nuh,
dimana pusat kekuasaan selanjutnya berada di Sheba dan bertahan selama
seribu tahun. Adites digambarkan pada monumen Mesir sebagai ras merah,
kuil besar mereka adalah piramida Mesir.
Bangunan mereka memiliki serambi bertiang dengan kolom berselubung
berhiaskan emas atau perak. Pada ornamen dan kerangka pintu diletakkan
piring emas dengan batu mulia.
Adites menyembah Dewa orang-orang Fenisia tapi ada sedikit perubahan,
agama mereka mengutamakan matahari dimana awalnya agama tanpa gambar,
tanpa penyembahan berhala, dan tanpa imamat. Kaum Ad menyembah matahari dari puncak piramida Mesir
dan percaya pada keabadian jiwa. Ada kemiripan tradisi ini dengan
budaya Atlantis, Kekaisaran Etiopia yang pada awal sejarah menguasai
dari Kaukasus hingga ke Samudera Hindia, dari pantai Mediterania hingga
ke Sungai Gangga, mereka merupakan Kekaisaran dari Dionysos yang juga
sama dengan Kerajaan Ad-lantis.
El Eldrisi adalah bahasa kaum Ad, bahasa lisan paling lembut dan
manis yang masih digunakan sampai hari ini dikalangan orang Arab Mahrah
di Timur Saudi. Dewa Thoth dari Mesir adalah dewa asing, bukan dibawa
tradisi asli Mesir dan orang yang menemukannya disebut At-Hothes.
Keturunan Indo Eropa yang disebut Ras Arya, dalam bahasa Sansekerta
disebut 'Adim' yang berarti pertama.
Menurut literatur Hindu, manusia pertama adalah Ad-ima dan istrinya Heva, mereka berdiam diatas sebuah pulau yang disebut Ceylon. Keduanya meninggalkan pulau dan mencapai daratan besar, komunikasi mereka dengan tanah kelahiran akhirnya terputus.
Kaum Ad
menandakan pertama, orang Persia menyebut manusia pertama sebagai
'Ad-amah' dan 'Adon' adalah salah satu nama Allah yang Agung dikalangan
bangsa Fenisia, karena sebutan itu berasal nama Dewa Yunani 'Ad-Onis'.
Sementara 'Arv-ad' dalam Genesis juga sama dengan 'Ar-Ad' dari Etiopia
yang saat ini dikenal sebagai 'Ru-Ad'. Sebenarnya, semua ini merupakan
serangkaian kota yang terhubung sepanjang 12 mil di sepanjang pantai
yang penuhi reruntuhan paling besar dan batu raksasa.
Referensi
- Ancient History of the East, Lenormant dan Chevallier
- The Antediluvian World, by Ignatius Donnelly, 1882
- Illustration of Pantagruel for the Fourth Book in the Pantagruel and Gargantua series by Gustave Dore (1832–1883), image courtesy of Wikimedia Commons.
No comments:
Post a Comment