Tuesday, April 29, 2014

Ilmuwan Temukan Samudera di Perut Bumi

Ilmuwan Temukan Samudera di Perut Bumi

Sebuah berlian yang ditemukan di Brasil mengandung mineral unik: Ringwoodite. Ilmuwan mengklaim, mineral tersebut adalah bukti bahwa perut bumi menyimpan cadangan air dalam jumlah besar
Air berlimpah di perut bumi. Jumlahnya sebanding dengan volume air seluruh samudera. Mengalir di kedalaman 500 kilometer, air berada di zona transisi antara dua mantel bumi. Sebab itu pula selama ini tidak ada upaya serius mengeksploitasi kandungan air tersebut.

Tapi jika manusia belum pernah berhasil menembus sedalam itu, bagaimana ilmuwan bisa yakin atas temuan mereka? "kami sudah menduganya sejak lama," kata pakar Geologi Jerman, Hans Keppler kepada DW. "Sekarang kami punya buktinya." Karena untuk pertama kali mineral yang cuma ada di kedalaman 500 kilometer, Ringwoodite, muncul ke permukaan bumi.

"Ringwoodite adalah konfirmasi bahwa perut bumi mengandung jumlah air yang sangat, sangat besar," kata Graham Pearson, pakar Geologi di Universitas Alberta, Kanada.

Ringwoodite, Mineral Pengikat Air
Ilmuwan awalnya meneliti sebuah batuan berlian yang tidak lagi murni dan sebab itu tidak cocok untuk dijadikan perhiasan. Pada permukaannya tedapat jejak mineral berwarna hijau keemasan, kata Keppler, "dan jenis yang unik semacam itu biasanya diserahkan untuk diteliti oleh ilmuwan."

Mineral itu kemudian diteliti di laboratorium. Ringwoodite yang kaya air cuma terbentuk dalam kondisi tekanan yang ekstrim, seperti misalnya pada zona transisi antara dua mantel bumi. Ketika tekanan menurun, misalnya saat mineral terlempar ke permukaan bumi lewat ledakan gunung berapi, wujud Ringwoodite berubah seperti material pada umumnya.


Diamantenfund aus Brasilien JUc29 Berlian mengadung Ringwoodite yang ditemukan di Brasil, 12 Maret 2014

Namun dalam kasus terbaru, Ringwoodite yang ditemukan tersimpan di dalam berlian itu diyakini terlempar dalam ledakan ekstrim berkecepatan tinggi ratusan juta tahun silam, sehingga bentuknya masih utuh.

Belum bisa Dieksploitasi
Temuan tersebut terbukti berharga. "Sebuah sensasi kecil," kata Keppler yang menyebut berlian itu adalah bukti bahwa perut bumi menyimpan air dalam jumlah besar. "20 tahun lalu kami membuktikan di laboraturium, bahwa Ringwoodite bisa mengikat jumlah air yang sangat banyak," sebab itu ilmuwan meyakini air berlimpah di zona transisi di perut bumi.

Apakah lantas air tersebut bisa diangkut ke permukaan? Sayangnya tidak, kata Hans Keppler. "Air ini tidak bisa kita eksploitasi. Karena pengeboran terdalam yang bisa dicapai dengan teknologi termutakhir, cuma mampu mencapai jarak sekitar sepuluh Kilometer."

Secara ekonomi cadangan air di perut bumi tidak menguntungkan untuk diangkut - setidaknya untuk saat ini. Sebaliknya bumi diuntungkan dengan keberadaan air tersebut dalam jangka panjang. Karena air di perut bumi, kata Keppler, menopang samudera dan laut di permukaan.


Sumber:
http://www.dw.de/ilmuwan-temukan-samudera-di-perut-bumi/a-17494898





Misteri Samudera Raksasa di Bawah Laut Asia

Data diambil dari catatan dalam gelombang yang dihasilkan oleh setiap kejadian gempa bumi.

Sabtu, 13 Maret 2010, 14:01 Ismoko Widjaya
 
  (ohmygov.net)
VIVAnews - Peneliti menemukan samudera raksasa di bawah perut bumi Asia bagian timur. Mengapa disebut raksasa, volumenya diduga mencapai Samudera Arktika, atau sekitar 14 juta kilometer persegi.

Seperti dilansir livescience.com, penemuan itu ditandai dalam bentuk sebuah bagian besar volume air yang ditemukan di bagian mantel atau lapisan Bumi.

Si penemu adalah Michael Wysession, seismologis dari Washington University, St Louis dan mantan mahasiswanya, Jesse Lawrence, yang kini mengambil studi di University of California, San Diego.

Temuan tiga tahun lalu itu akan dipublikasikan dalam monografi di jurnal American Geophysical Union. Temuan itu berasal dari pengamatan seismograms.

Data diambil dari catatan dalam gelombang yang dihasilkan berulang kali terjadinya gempa bumi. Titik-titik itu dikumpulkan dari instrumen yang tersebar di seluruh planet ini.

Keduanya melihat ada sebuah wilayah di bawah Asia yang dapat meredam gelombang seismik. Akibatnya, gelombang seismik itu menjadi "menipis" dan juga membuat getaran semakin lama semakin turun sedikit demi sedikit.

"Air sedikit memperlambat kecepatan gelombang," Wysession menjelaskan.
Pada prediksi penghitungan sebelumnya berlaku, jika lempengan dingin dari dasar laut itu tenggelam ribuan mil ke lapisan bumi, maka suhu panas akan menyebabkan air yang tersimpan di dalam batu menguap keluar.

"Itulah yang kami tunjukkan di sini," kata Wysession. "Air di dalam batu turun dan tenggelam dari lempengan. Itu cukup dingin, tapi semakin dalam semakin panas hingga akhirnya batu itu menjadi tidak stabil dan kehilangan air."

Meskipun mereka tampak padat, komposisi dari beberapa batuan dasar laut itu mencapai sekitar 15 persen air. "Molekul air sebenarnya terjebak dalam struktur mineral batu," Wysession menjelaskan.  "Ini seperti tanah liat. "

Para peneliti memperkirakan bahwa di atas kadar 0,1 persen dari batu yang tenggelam ke dalam mantel bumi itu adalah air.


ismoko.widjaya@vivanews.com
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/136224-misteri_samudera_raksasa_di_bawah_laut_asia

No comments:

Post a Comment