Wednesday, April 30, 2014

Piramida Mesir Pembangkit Listrik Peradaban Khemitian

Dalam sejarah, Piramida Mesir dianggap sebagai situs yang diduga sebagai tempat penyimpanan mumi raja, tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Menurut penelitian tentang relief yang terukir di dalam piramida Mesir menjelaskan bahwa tempat itu sebagai pusat pembangkit listrik peradaban Khemitian kuno, peradaban yang jauh lebih tua daripada orang-orang Mesir.

Mitos Atlantis telah menjadi fokus dari berbagai buku yang berusaha menjawab pertanyaan Plato yang tercantum dalam buku Dialogues, The Timaeus and The Critias. Teks ini disadur dan ditulis pada abad ke-4 SM dimana Plato saat itu mewariskan cerita kepada negarawan Yunani, Solon. Beberapa filsuf dari Yunani dan Romawi juga terkait cerita yang sama tentang peradaban kuno yang ditenggelamkan dalam serangkaian bencana. Diantara kisah Atlantis, sebenarnya terdapat kisah misteri peradaban Khemitian yang saat ini masih dipertanyakan keberadaannya. Hubungan antara kedua peradaban tersebut tidak sebatas perdagangan, melainkan aih teknologi khususnya pembangkit listrik.

Piramida Mesir Dibangun Peradaban Khemitian

Kisah banjir besar Nabi Nuh ditemukan dalam mitologi dan sastra (hampir) diseluruh literatur dunia. Menurut sejarawan Inggris DS Allan bersama dengan ahli geologi dan antropologi JB Delair, kemungkinan bencana di seluruh dunia terjadi sekitar 11500 tahun yang lalu, bertepatan dengan kehidupan Plato. Dibeberapa kelompok mistis tertentu, mereka masih meyakini mitos Atlantis sebagai peristiwa nyata yang pernah terjadi dan masih ada dalam ruang waktu. Diantaranya Rosicrucians, Freemasons, Theosophical Society, Association of Research and Enlightenment, Order of the Golden Dawn, Poor Knights of The Temple of Solomon (the Knights Templar).

Mark Lehner sering menyebut dalam bukunya sebagai salah satu pendukung terkuat tentang paradigma Egyptologi dan meragukan keberadaan peradaban Khemitian sebelum periode dinasti. Tetapi pada tahun 1979, Dr Kinnaman dan Sir Flinders Petrie telah menemukan bukti adanya Atlantis dari catatan kuno dan mesin listrik di Piramida Mesir. Sebelum tahun 1950-an, mereka tidak pernah membahas hal ini didepan umum, keduanya diyakini telah menandatangani perjanjian dengan pemerintah Mesir dan Inggris agar tidak membocorkan penemuan tersebut.

Tetapi uraian yang ditulis dalam buku Christoper Dunn telah dibenarkan oleh Kinnaman, dimana dia menyatakah bahwa salah satu fungsi Piramida Besar Mesir sebagai stasiun radio raksasa untuk mengirim pesan diseluruh permukaan bumi. Menurutnya, ada sebuah lorong yang bisa dimasuki melalui pintu rahasia yang berada di sudut selatan-timur Piramida, kira-kira bentuknya berupa tangga spiral sepanjang 1 kilometer yang bisa mengantarkan seseorang menuju tempat berisi batuan dasar dan batuan kapur. Disana terdapat ruangan besar, meja batu dengan batu kristal berbetuk tanah cembung berukuran 30 meter. Batu kristal ini memiliki ribuan prisma diyakini sebagai sumber transmisi radio.

Peneliti David Hatcher Childress meyakini adanya peradaban Khemitian pernah ada sekitar 10000 tahun lalu, dia menulis sebuah buku tentang kota yang hilang dari seluruh dunia (Lost Cities of North and Central America). Menurut artikel yang dipublikasi majalah Arizona edisi 1960 mengungkapkan artefak Mesir diduga telah ditemukan di Grand Canyon pada tahun 1909. Childress kemudian berangkat untuk menyelidiki dan menemukan salinan artikel di perpustakaan umum.

Temuan artefak diawasi Profesor Jordan dari Smithsonian Institute, tetapi ketika Childress mencoba memverifikasi temuan tersebut para arkeolog dan pejabat lain membantah mengetahui penggalian artefak. Mereka menyatakan dengan tegas bahwa artefak Mesir tidak ada dan tidak pernah ditemukan di Amerika Utara. Sementara laporan salinan tahun 1911, Smithsonian menyebut nama Profesor Jordan terdaftar sebagai arkeolog lapangan. Beberapa sejarawan justru menyatakan tidak ada bukti mitos dan Plato mungkin saja telah membuat cerita, atau Solon menerima catatan pendeta Mesir tetapi telah diubah teks aslinya. 
Mereka semua hanya mengikuti jejak Plato, cara-cara yang tekait cerita mitos Atlantis telah membawa ilmuwan tergerus pemikiran bahwa orang-orang non-Afrika telah menciptakan monumen Sphinx dan Piramida Mesir. Non-Afrika yang dimaksud adalah makhluk yang belum dikenal hingga saat ini. Anggapan mereka, ras Afrika tidak mampu membangun peradaban tinggi tanpa dorongan dari orang-orang Kaukasia.
Peradaban Khemitian mencerminkan peradaban maju dan menjadi impian manusia, mereka mampu membangun Piramida dan struktrur batu lainnya. Dengan kata lain bahwa mitos Atlantis adalah legenda, cerita rakyat, cerita umum yang diturunkan sebagai gambaran budaya maritim global sebelum terjadinya banjir besar 11500 tahun lalu, dan diantara kota maju itu pernah berada di Afrika Utara yang disebut Peradaban Khemitian kuno.

Jika memang ada Atlantis di Samudera Atlantik, tentunya akan terhubung dengan peradaban Khemitian di lepas pantai Afrika. Hal ini tercermin dari adanya hubungan perdagangan dan garis keturunan Khemitian, tidak terpisah dan mungkin juga akan mengikuti jejak kemajuan Atlantis. Mungkin saja Plato memulai cerita Khemitian dalam versi dan tradisi sendiri, atau mungkin dia terikat sumpah untuk tidak membocorkan seluruh cerita dan melindungi tradisi Khemitian pada zamannya.

Piramida Mesir Merupakan Pembangkit Listrik

Dalam pandangan Dr Kinnaman, dia menggunakan mitos Atlantis sebagai pandangan umum tetapi telah menemukan bukti adanya peradaban Khemitian kuno. Cerita ini telah menghubungkan tradisi Masonik dan Khemitian ternyata jauh lebih tua dari Mesir kuno. Relief yang ditemukan di Kuil Hathor (Dendara Upper) bawah tanah Mesir Selatan, menggambarkan tradisi orang-orang Khemitian yang menggunakan prinsip listrik. Relief ini diyakini berasal dari periode Ptolemic sekitar tahun 100 SM yang menggunakan Piramida Mesir sebagai pusat pembangkit listrik
Piramida Mesir, Pembangkit Listrik
Banyak penulis berusaha menafsirkan relief ini, salah satunya adalah Joseph Jochmans dan Moira Timms, tetapi tidak ada yang memiliki informasi lengkap tentang keberadaan tradisi. Relief tersebut dianggap bukan terkait listrik tetapi menggambarkan pemimpin dinasti Khemitian. Bahan kimia mungkin telah digunakan untuk menghasilkan hidrogen pada Piramida Giza, kemunginan garam tersimpan disekitar poros selatan yang disebut 'Ruangan Khusus Raja' untuk menghasilkan lisrtik. Pada saat itu mungkin telah terjadi ledakan besar yang menyebabkan berakhirnya penggunaan listrik. Bukti ini terlihat pada dinding granit di ruangan dan retakan pada balok granit langit-langit ruangan.

Menurut arkeolog yang meneliti Piramida Mesir, retakan itu berasal dari gempa bumi kuno, tetapi menurut Christoper Dunn bukti kerusakan itu tidak konsisten yang mengarah keruangan bawah tanah. Kemudian granit berwarna cokelat kehitaman dan bukan warna alami, tetapi akibat ledakan yang membakarnya dan mengakibatkan reaksi kimia dalam granit. Dari sini terlihat semakin jelas bukti keberadaan dua terowongan yang mengarah kebawah tanah dan satunya mengarah ke permukaan. 
Dua poros ini digunakan untuk memberikan air dingin yang datang dari sungai Nil melalui bawah Giza, sementara air panas mengalir lebih dekat ke permukaan melalui basal dan granit menggunakan tenaga surya. Prinsip ini digabungkan untuk menghasilkan hidrogen dalam jumlah besar dan ditempatkan pada ruangan yang bersih sehingga menghasilkan reaksi, menjadi sumber pembangkit listrik selama ribuan tahun. 
Penggunaan bahan kimia menyebabkan pewarnaan dan pengendapan garam. Ledakan di ruangan itu mungkin terjadi antara 12000 hingga 6000 tahun lalu dan merupakan peristiwa nyata yang dimasukkan dalam mitos Atlantis. Penyalahgunaan teknologi atau kecelakaan pernah terjadi di Piramida Mesir, hal ini masih terkait dengan peradaban Khemitian kuno. Ada teori yang menyebutkan penggunaan bahan kimia sebagai bahan pengganti disebabkan mengeringnya sungai Nil yang menjadi sumber pasokan air.

Menurut cerita Edgra Cayce, Atlantis hancur karena penyalahgunaan teknologi dan mengabaikan hukum alam. Memang pada dasarnya peradaban Khemitian dan Atlantis merupakan masyarakat yang terpisah, tetapi dalam alih teknologi mereka saling terhubung khususnya dalam pengembangan pembangkit listrik di Piramida Mesir.

Referensi:

  1. The Giza Power Plant: Technologies of Ancient Egypt, by Christoper Dunn, 1998
  2. Lost Cities of North and Central America, by David Hatcher Childress, 1992
  3. The Complete Pyramids: Solving the Ancient Mysteries, by Mark Lehner, 1997
  4. Image Dendara, Temple of Hathor via Wikipedia

Sumber:
http://www.isains.com/2014/01/piramida-mesir-pembangkit-listrik.html

No comments:

Post a Comment