Piramida Mesir Pembangkit Listrik Peradaban Khemitian
Dalam sejarah, Piramida Mesir dianggap sebagai situs yang diduga
sebagai tempat penyimpanan mumi raja, tetapi pada kenyataannya tidak
demikian. Menurut penelitian tentang relief yang terukir di dalam
piramida Mesir menjelaskan bahwa tempat itu sebagai pusat pembangkit
listrik peradaban Khemitian kuno, peradaban yang jauh lebih tua daripada
orang-orang Mesir.
Mitos Atlantis telah menjadi fokus dari berbagai buku yang berusaha menjawab pertanyaan Plato yang tercantum dalam buku Dialogues, The Timaeus and The Critias.
Teks ini disadur dan ditulis pada abad ke-4 SM dimana Plato saat itu
mewariskan cerita kepada negarawan Yunani, Solon. Beberapa filsuf dari Yunani dan Romawi
juga terkait cerita yang sama tentang peradaban kuno yang
ditenggelamkan dalam serangkaian bencana. Diantara kisah Atlantis,
sebenarnya terdapat kisah misteri peradaban Khemitian yang saat
ini masih dipertanyakan keberadaannya. Hubungan antara kedua peradaban
tersebut tidak sebatas perdagangan, melainkan aih teknologi khususnya
pembangkit listrik.
Piramida Mesir Dibangun Peradaban Khemitian
Kisah banjir besar Nabi Nuh
ditemukan dalam mitologi dan sastra (hampir) diseluruh literatur dunia.
Menurut sejarawan Inggris DS Allan bersama dengan ahli geologi dan
antropologi JB Delair, kemungkinan bencana di seluruh dunia terjadi
sekitar 11500 tahun yang lalu, bertepatan dengan kehidupan Plato.
Dibeberapa kelompok mistis tertentu, mereka masih meyakini mitos
Atlantis sebagai peristiwa nyata yang pernah terjadi dan masih ada dalam
ruang waktu. Diantaranya Rosicrucians, Freemasons, Theosophical
Society, Association of Research and Enlightenment, Order of the Golden
Dawn, Poor Knights of The Temple of Solomon (the Knights Templar).
Mark Lehner sering menyebut dalam bukunya sebagai salah satu pendukung
terkuat tentang paradigma Egyptologi dan meragukan keberadaan peradaban Khemitian
sebelum periode dinasti. Tetapi pada tahun 1979, Dr Kinnaman dan Sir
Flinders Petrie telah menemukan bukti adanya Atlantis dari catatan kuno
dan mesin listrik di Piramida Mesir. Sebelum tahun 1950-an, mereka tidak
pernah membahas hal ini didepan umum, keduanya diyakini telah
menandatangani perjanjian dengan pemerintah Mesir dan Inggris agar tidak
membocorkan penemuan tersebut.
Tetapi uraian yang ditulis dalam buku Christoper Dunn telah dibenarkan
oleh Kinnaman, dimana dia menyatakah bahwa salah satu fungsi Piramida
Besar Mesir sebagai stasiun radio raksasa untuk mengirim pesan diseluruh
permukaan bumi. Menurutnya, ada sebuah lorong yang bisa dimasuki
melalui pintu rahasia yang berada di sudut selatan-timur Piramida,
kira-kira bentuknya berupa tangga spiral sepanjang 1 kilometer yang bisa
mengantarkan seseorang menuju tempat berisi batuan dasar dan batuan
kapur. Disana terdapat ruangan besar, meja batu dengan batu kristal
berbetuk tanah cembung berukuran 30 meter. Batu kristal ini memiliki
ribuan prisma diyakini sebagai sumber transmisi radio.
Peneliti David Hatcher Childress meyakini adanya peradaban Khemitian pernah ada sekitar 10000 tahun lalu, dia menulis sebuah buku tentang kota yang hilang dari seluruh dunia (Lost Cities of North and Central America).
Menurut artikel yang dipublikasi majalah Arizona edisi 1960
mengungkapkan artefak Mesir diduga telah ditemukan di Grand Canyon pada
tahun 1909. Childress kemudian berangkat untuk menyelidiki dan menemukan
salinan artikel di perpustakaan umum.
Temuan artefak diawasi Profesor Jordan dari Smithsonian Institute,
tetapi ketika Childress mencoba memverifikasi temuan tersebut para
arkeolog dan pejabat lain membantah mengetahui penggalian artefak.
Mereka menyatakan dengan tegas bahwa artefak Mesir tidak ada dan tidak
pernah ditemukan di Amerika Utara. Sementara laporan salinan tahun 1911,
Smithsonian menyebut nama Profesor Jordan terdaftar sebagai arkeolog
lapangan. Beberapa sejarawan justru menyatakan tidak ada bukti mitos dan
Plato mungkin saja telah membuat cerita, atau Solon menerima catatan
pendeta Mesir tetapi telah diubah teks aslinya.
Mereka semua hanya mengikuti jejak Plato, cara-cara yang tekait cerita mitos Atlantis telah membawa ilmuwan tergerus pemikiran bahwa orang-orang non-Afrika telah menciptakan monumen Sphinx dan Piramida Mesir. Non-Afrika yang dimaksud adalah makhluk yang belum dikenal hingga saat ini. Anggapan mereka, ras Afrika tidak mampu membangun peradaban tinggi tanpa dorongan dari orang-orang Kaukasia.
Peradaban Khemitian mencerminkan peradaban maju dan menjadi impian
manusia, mereka mampu membangun Piramida dan struktrur batu lainnya.
Dengan kata lain bahwa mitos Atlantis adalah legenda, cerita rakyat,
cerita umum yang diturunkan sebagai gambaran budaya maritim global
sebelum terjadinya banjir besar 11500 tahun lalu, dan diantara kota maju
itu pernah berada di Afrika Utara yang disebut Peradaban Khemitian
kuno.
Jika memang ada Atlantis di Samudera Atlantik, tentunya akan terhubung
dengan peradaban Khemitian di lepas pantai Afrika. Hal ini tercermin
dari adanya hubungan perdagangan dan garis keturunan Khemitian, tidak
terpisah dan mungkin juga akan mengikuti jejak kemajuan Atlantis.
Mungkin saja Plato memulai cerita Khemitian dalam versi dan tradisi
sendiri, atau mungkin dia terikat sumpah untuk tidak membocorkan seluruh
cerita dan melindungi tradisi Khemitian pada zamannya.
Piramida Mesir Merupakan Pembangkit Listrik
Dalam pandangan Dr Kinnaman, dia menggunakan mitos Atlantis sebagai
pandangan umum tetapi telah menemukan bukti adanya peradaban Khemitian
kuno. Cerita ini telah menghubungkan tradisi Masonik dan Khemitian
ternyata jauh lebih tua dari Mesir kuno. Relief yang ditemukan di Kuil
Hathor (Dendara Upper) bawah tanah Mesir Selatan, menggambarkan tradisi
orang-orang Khemitian yang menggunakan prinsip listrik. Relief ini
diyakini berasal dari periode Ptolemic sekitar tahun 100 SM yang
menggunakan Piramida Mesir sebagai pusat pembangkit listrik.
Banyak penulis berusaha menafsirkan relief ini, salah satunya adalah
Joseph Jochmans dan Moira Timms, tetapi tidak ada yang memiliki
informasi lengkap tentang keberadaan tradisi. Relief tersebut dianggap
bukan terkait listrik tetapi menggambarkan pemimpin dinasti Khemitian.
Bahan kimia mungkin telah digunakan untuk menghasilkan hidrogen pada
Piramida Giza, kemunginan garam tersimpan disekitar poros selatan yang
disebut 'Ruangan Khusus Raja' untuk menghasilkan lisrtik. Pada
saat itu mungkin telah terjadi ledakan besar yang menyebabkan
berakhirnya penggunaan listrik. Bukti ini terlihat pada dinding granit
di ruangan dan retakan pada balok granit langit-langit ruangan.
Menurut arkeolog yang meneliti Piramida Mesir,
retakan itu berasal dari gempa bumi kuno, tetapi menurut Christoper
Dunn bukti kerusakan itu tidak konsisten yang mengarah keruangan bawah
tanah. Kemudian granit berwarna cokelat kehitaman dan bukan warna alami,
tetapi akibat ledakan yang membakarnya dan mengakibatkan reaksi kimia
dalam granit. Dari sini terlihat semakin jelas bukti keberadaan dua
terowongan yang mengarah kebawah tanah dan satunya mengarah ke
permukaan.
Dua poros ini digunakan untuk memberikan air dingin yang datang dari sungai Nil melalui bawah Giza, sementara air panas mengalir lebih dekat ke permukaan melalui basal dan granit menggunakan tenaga surya. Prinsip ini digabungkan untuk menghasilkan hidrogen dalam jumlah besar dan ditempatkan pada ruangan yang bersih sehingga menghasilkan reaksi, menjadi sumber pembangkit listrik selama ribuan tahun.
Penggunaan bahan kimia menyebabkan pewarnaan dan pengendapan garam.
Ledakan di ruangan itu mungkin terjadi antara 12000 hingga 6000 tahun
lalu dan merupakan peristiwa nyata yang dimasukkan dalam mitos Atlantis.
Penyalahgunaan teknologi atau kecelakaan pernah terjadi di Piramida Mesir, hal ini masih terkait dengan peradaban Khemitian kuno.
Ada teori yang menyebutkan penggunaan bahan kimia sebagai bahan
pengganti disebabkan mengeringnya sungai Nil yang menjadi sumber pasokan
air.
Menurut cerita Edgra Cayce, Atlantis hancur karena penyalahgunaan
teknologi dan mengabaikan hukum alam. Memang pada dasarnya peradaban
Khemitian dan Atlantis merupakan masyarakat yang terpisah, tetapi dalam
alih teknologi mereka saling terhubung khususnya dalam pengembangan
pembangkit listrik di Piramida Mesir.
Referensi:
- The Giza Power Plant: Technologies of Ancient Egypt, by Christoper Dunn, 1998
- Lost Cities of North and Central America, by David Hatcher Childress, 1992
- The Complete Pyramids: Solving the Ancient Mysteries, by Mark Lehner, 1997
- Image Dendara, Temple of Hathor via Wikipedia
Sumber:
http://www.isains.com/2014/01/piramida-mesir-pembangkit-listrik.html
No comments:
Post a Comment