Kamis, 25 September 2014
RMOL. Misteri koin Gunung Padang akhirnya terungkap. Hasil analisa laboratorium memastikan koin bukanlah alat tukar, tetapi semacam Amulet. Koin Gunung Padang ditemukan tim peneliti tengah malam pada 15 September lalu di kedalaman 11 meter. Koin terangkat bor melalui saluran pembuangan limbah sehingga tidak rusak.
"Tim Peneliti kemarin sudah mendapatkan hasil analisa Laboratorium Metalurgi Universitas Indonesia. Hasilnya menunjukkan meski tembaga sebagai unsur dominan dalam koin itu, namun koin masih ada 3 unsur lain yaitu iron, timbal dan nikel ( Cu: 92,4 persen, . Pb: 3,93 persen, . Fe: 1,9 persen, . Ni: 0,09 persen). Dari komposisi hasil lab ini untuk sementara disimpulkan koin ini bukanlah berfungsi sebagai alat tukar, melainkan semacam Amulet," jelas Sekretaris Tim Peneliti Gunung Padang Erick Rizky (Kamis, 25/9.
Dalam literatur, kata amulet disebut berasal dari bahasa latin “amuletum” yang berarti suatu benda yang melindungi seseorang dari kesulitan. Secara sederhana Amulet diartikan sebagai benda yang memiliki kekuatan supranatural (energi) tertentu. Amulet di Indonesia memiliki akar budaya yang sudah sangat tua, turun temurun dan masih ditemukan hingga kini. Bentuknya bukan hanya berupa unsur logam tapi bisa berbentuk lain.
Dikatakan lebih lanjut oleh Erick, pembuatan sebuah amulet yang berkualitas tidaklah mudah. Biasanya dimulai dari pemilihan material, pemilihan waktu menurut numerology, astrology , pemilihan images (semacam reliefi). Biasanya koin Amulet dipilih berdasarkan kondisi yang dianggap mewakili tingkat tertentu kemajuan peradaban yang kemudian dihormati dan dinggap suci. Karena itu simbolnya adalah manusia atau simbol hewan yang merepresentasikan kebudayaan atau teknologi maju tertentu.
Meski unsur Koin Amulet Gunung Padang sudah diketahui, namun kata Asisten Staf Khusus Presiden ini, soal relief dalam koin belum ada penjelasan.
"Masih belum dapat disimpulkan, masih dianalisa. Ada beberapa dugaan relief yang muncul menyerupai tradisi suku maya, seperti tokoh wayang semar, seperti bagian tertentu kalender sunda wiwitan, seperti airlangga hingga mirip manusia menghadap ke kanan kepala menggunakan helm dan sedang menaiki kendaraan tertentu," paparnya.
Koin Gunung Padang ditemukan tengah malam pada 15 September lalu saat pengeboran mencapai 11 meter. Koin terangkat bor melalui saluran pembuangan limbah, sehingga koin itu berbentuk utuh tidak rusak. Coring menggunakan mata bor kecil berdiameter 5 sentimeter, disamping sisi kiri dan kanan bor ada saluran air agar memudahkan pengeboran, lalu dikeluarkan melalui saluran sisi lainnya. Di saat saluran air itu berjalan, koin itu terangkat. Sehingga bentuk koin tersebut masih sangat utuh
Warna koin logam berwarna hijau kecokelatan. Ukurannya sangat kecil berdiameter 1,7 sentimeter dan permukaanya datar. Pada koin itu terdapat lingkaran yang sangat banyak motif, seperti motif gawangan disamping lingkaran koin, lalu di dalamnya ada garis melingkar pada semua bagian koin.
Uniknya garis melingkar itu ternyata berbentuk untaian lingkaran yang sangat kecil sekali, dan diamternya sekitar 0,3 milimeter dengan jumlah sebanyak 84 lubang. Lalu tebal koin ini hanya 1,5 milimeter,
"Berdasarkan lokasi di kedalaman penemuan bentuk koin itu perkirakan usianya minimal 5200 SM. Seberapa tua usia pastinya, sulit untuk memastikannya, namun bisa disimpulkan koin Amulet itu minimal berumur 5200 SM. Memang usia yang tua dari koin amulet ini apalagi dengan teknik peleburan 4 unsur termasuk Nikel ini jauh dari apa yang selama ini kita ketahui tentang logam, peleburan logam di sejarah Indonesia dan dunia," paparnya.
Sumber:
http://m.rmol.co/news.php?id=173530
Koin Gunung Padang Ternyata Amulet
Laporan: Ade MulyanaRMOL. Misteri koin Gunung Padang akhirnya terungkap. Hasil analisa laboratorium memastikan koin bukanlah alat tukar, tetapi semacam Amulet. Koin Gunung Padang ditemukan tim peneliti tengah malam pada 15 September lalu di kedalaman 11 meter. Koin terangkat bor melalui saluran pembuangan limbah sehingga tidak rusak.
"Tim Peneliti kemarin sudah mendapatkan hasil analisa Laboratorium Metalurgi Universitas Indonesia. Hasilnya menunjukkan meski tembaga sebagai unsur dominan dalam koin itu, namun koin masih ada 3 unsur lain yaitu iron, timbal dan nikel ( Cu: 92,4 persen, . Pb: 3,93 persen, . Fe: 1,9 persen, . Ni: 0,09 persen). Dari komposisi hasil lab ini untuk sementara disimpulkan koin ini bukanlah berfungsi sebagai alat tukar, melainkan semacam Amulet," jelas Sekretaris Tim Peneliti Gunung Padang Erick Rizky (Kamis, 25/9.
Dalam literatur, kata amulet disebut berasal dari bahasa latin “amuletum” yang berarti suatu benda yang melindungi seseorang dari kesulitan. Secara sederhana Amulet diartikan sebagai benda yang memiliki kekuatan supranatural (energi) tertentu. Amulet di Indonesia memiliki akar budaya yang sudah sangat tua, turun temurun dan masih ditemukan hingga kini. Bentuknya bukan hanya berupa unsur logam tapi bisa berbentuk lain.
Dikatakan lebih lanjut oleh Erick, pembuatan sebuah amulet yang berkualitas tidaklah mudah. Biasanya dimulai dari pemilihan material, pemilihan waktu menurut numerology, astrology , pemilihan images (semacam reliefi). Biasanya koin Amulet dipilih berdasarkan kondisi yang dianggap mewakili tingkat tertentu kemajuan peradaban yang kemudian dihormati dan dinggap suci. Karena itu simbolnya adalah manusia atau simbol hewan yang merepresentasikan kebudayaan atau teknologi maju tertentu.
Meski unsur Koin Amulet Gunung Padang sudah diketahui, namun kata Asisten Staf Khusus Presiden ini, soal relief dalam koin belum ada penjelasan.
"Masih belum dapat disimpulkan, masih dianalisa. Ada beberapa dugaan relief yang muncul menyerupai tradisi suku maya, seperti tokoh wayang semar, seperti bagian tertentu kalender sunda wiwitan, seperti airlangga hingga mirip manusia menghadap ke kanan kepala menggunakan helm dan sedang menaiki kendaraan tertentu," paparnya.
Koin Gunung Padang ditemukan tengah malam pada 15 September lalu saat pengeboran mencapai 11 meter. Koin terangkat bor melalui saluran pembuangan limbah, sehingga koin itu berbentuk utuh tidak rusak. Coring menggunakan mata bor kecil berdiameter 5 sentimeter, disamping sisi kiri dan kanan bor ada saluran air agar memudahkan pengeboran, lalu dikeluarkan melalui saluran sisi lainnya. Di saat saluran air itu berjalan, koin itu terangkat. Sehingga bentuk koin tersebut masih sangat utuh
Warna koin logam berwarna hijau kecokelatan. Ukurannya sangat kecil berdiameter 1,7 sentimeter dan permukaanya datar. Pada koin itu terdapat lingkaran yang sangat banyak motif, seperti motif gawangan disamping lingkaran koin, lalu di dalamnya ada garis melingkar pada semua bagian koin.
Uniknya garis melingkar itu ternyata berbentuk untaian lingkaran yang sangat kecil sekali, dan diamternya sekitar 0,3 milimeter dengan jumlah sebanyak 84 lubang. Lalu tebal koin ini hanya 1,5 milimeter,
"Berdasarkan lokasi di kedalaman penemuan bentuk koin itu perkirakan usianya minimal 5200 SM. Seberapa tua usia pastinya, sulit untuk memastikannya, namun bisa disimpulkan koin Amulet itu minimal berumur 5200 SM. Memang usia yang tua dari koin amulet ini apalagi dengan teknik peleburan 4 unsur termasuk Nikel ini jauh dari apa yang selama ini kita ketahui tentang logam, peleburan logam di sejarah Indonesia dan dunia," paparnya.
Sumber:
http://m.rmol.co/news.php?id=173530
No comments:
Post a Comment