Thursday, September 18, 2014

Target 30 Meter Gunung Padang Terbukti

Target 30 Meter Gunung Padang Terbukti Kamis, 18 September 2014 , 18:11:00 WIB
Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi

  


RMOL. Setelah koin 'Dody' (geolog muda lulusan Institut Teknologi Medan yang melihat adanya koin saat coring mencapai 12 meter) berumur minimal 5.200 Sebelum Masehi, riset Piramida Nusantara Gunung Padang berhasil mendapatkan material 'istimewa'.

Salah satu fakta penting yang membuat Piramida Nusantara Gunung Padang memang istimewa. Dari "Mata bor" sampai kedalaman 30 meter, hasilnya sesuai dengan pemindaian yang dilakukan oleh DR. Bagus Endar dosen ITB dan Tim Seismic Tomography.

"Bukan hanya soal pembuktian, tetapi ternyata ahli kita sendiri dengan membangun teknologi pemindaian yang variasinya diciptakan sendiri cukup membanggakan kita semua," kata Asisten Staf Khusus Presiden, Erik Rizky yang juga sekretaris Tim Nasional Penelitian Gunung Padang melalui pesan singkat, Kamis (18/9).

Tentang tomografi, Erik menjelaskan, ini adalah metode pencitraan yang tidak merusak (
) yang bisa dipakai untuk melihat penampang lintang sebuah obyek seolah diiris atau disayat dengan tanpa merusak. Metode ini mempergunakan gelombang seismic (gempa buatan).

Tomografi adalah salah satu metode yang pencitraan terdepan dalam dunia kedokteran seperti CT Scan (Xray Tomography), MRI Imaging (NMR Tomography), atau PET (Positron Emission Imaging Tomograpy). Dikarenakan teknik pencitraannya yang mudah diinterpretasi, maka metode ini menjadi sangat popular di medical.

"Istilah lapangannya membuat bawah permukaan Gunung Padang menjadi tembus pandang," jelasnya lebih lanjut.

Sebelumnya di kedalaman 22 meter matabor water loss selama 27 menit dan keluar pasir halus (seperti ayakan) berwarna merah.

"Kita menunggu temuan mengejutkan berikutnya baik dari eskavasi arkeolog DR Ali Akbar dan Tim, maupun aktivitas lainnya," tutup Erik.[wid]



Sumber:
http://www.rmol.co/read/2014/09/18/172557/Target-30-Meter-Gunung-Padang-Terbukti-




JAKARTA- Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang bentukan Staff Khusus Presiden, Andi Arief telah menemukan ‘koin dody’ berusia 5.200 tahun sebelum masehi, di Gunung Padang, Cianjur Jawa Barat beberapa waktu lalu. Dody adalah seorang geolog muda lulusan Institut Teknologi Medan yang melihat adanya koin saat coring mencapai 12 meter. Apalagi temuan lainnya yang sampai saat ini masih ditutupi oleh tim terpadu itu?.
“Ini revolusi ilmu pengetahuan, untuk umat manusia dan kejayaan bangsa Indonesia,” demikian Andi Arief kepada Bergelora.com di Jakarta, Kamis (18/9).

Sekretaris Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang, Erik Rizky menjelaskan bahwa dengan menggunakan metode dan tehnologi pemindai terbaru yang dapat melihat penampang lintang, maka sebuah obyek seolah diiris atau disayat dengan tanpa merusak. Karena menggunakan gelombang seismic (gempa buatan).

“Target 30 Meter terbukti, setelah koin Dody berusia 5200 SM. Riset Gunung Padang berhasil mendapatkan material ‘istimewa’. Salah satu fakta penting yang membuat Piramida Nusantara Gunung Padang menjadi istimewa,” tegasnya.
Menurutnya, dari mata bor sampai kedalaman 30 meter hasilnya sesuai dengan pemindaian yang dilakukan oleh DR. Bagus Endar dari Intitut Tehnologi Bandung (ITB) dan ‎Tim Seismic Tomography.

“Ini bukan hanya soal pembuktian, tetapi ternyata ahli kita sendiri dengan membangun teknologi pemindaian yang variasinya diciptakan sendiri dapat bermanfaat dalam penelitian Gunung Padang ini. Ini tomografi,” ujarnya.
Tomografi menurutnya adalah salah satu metode pencitraan terdepan dalam dunia kedokteran, contohnya CT Scan (Xray Tomography), MRI Imaging (NMR Tomography), PET (Positron Emission Imaging Tomograpy).

Tomografi adalah metode pencitraan yang tidak merusak ‎(non-destructive) yang bisa dipakai untuk melihat penampang lintang sebuah obyek seolah 'diiris disayat' dengan tanpa merusak, karena mempergunakan gelombang seismic gempa buatan,”  jelasnya.
“Dikarenakan teknik pencitraannya yang mudah diinterpretasi, maka metode ini menjadi sangat popular di medical. ‎Istilah lapangannya membuat bawah permukaan Gunung padang menjadi tembus pandang,” ujarnya.

Ia menjelaskan, sebelumnya di Kedalaman 22 meter dengan mata bor water loss selama 27 menit keluar pasir halus seperti ayakan berwarna merah.
“Kita menunggu temuan mengejutkan berikutnya baik dari eskavasi arkeolog DR Ali Akbar dan Tim maupun aktifitas lainnya,” ujarnya.

Peradaban Tinggi
Beberapa waktu lalu Andi Arief mengingatkan tentang dosa terbesar intelektual dan media  yang memanfaatkan ketidak mengertian rakyat yang mengadu domba masyarakat sekitar Gunung Padang dan Cianjur.

“Tolong disampaikan, bahwa saat ini ada dua pandangan berbeda soal situs Gunung Padang. Pandangan pertama, situs maha karya itu hanyalah batu berserakan yang di atas permukaan seluas 900 m2. Pandangan kedua, situs maha karya itu ada di bawah permukaan yang sekarang belum terlihat semua,” ujaranya.
Ia menepis tuduhan adanya kerusakan situs akibat menggunakan petasan dalam rangka penelitian Gunung Padang.

“Diperkirakan luasnya lebih dari 25 hektar. Tomography seismic metode kreasi gunakan petasan yang disebut timbulkan ledakan menjadi alasan akan merusak situs. Pertanyannya situs yang mana yang diduga akan rusak?,” jelasnya kepada Bergelora.com.
Menurutnya, isu kerusakan situs adalah gosip atau manuver politik untuk memprovokasi kebodohan terus-menerus kepada masyarakat.
“Jujur, yang paling berkepentingan agar situs bawah permukaan tidak rusak saat di pugar nanti adalah TTRM (Tim Terpadu Riset Mandiri) dan yang percaya pada riset TTRM,” ujarnya.

Ia memastikan bangunan Piramida Gunung Padang tersebut masih utuh dan tidak rusak oleh medote ledakan menggunakan petasan.
“Harusnya kita berterima kasih pada tim tomography yang hampir bisa dipastikan kreasinya memudahkan pemugaran dan sudah memberi informasi tembus pandang bahwa lebih dari 95 persen bangunan Megah dengan teknologi dahsyat saat ini Kondisinya masih utuh,” ujarnya. (Web Warouw)


Sumber:
 http://www.bergelora.com/nasional/kesra/1267-setelah-koin-dody-ada-apalagi-di-piramida-gunung-padang.html

No comments:

Post a Comment