Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi
Salah satu fakta penting yang membuat Piramida Nusantara Gunung Padang memang istimewa. Dari "Mata bor" sampai kedalaman 30 meter, hasilnya sesuai dengan pemindaian yang dilakukan oleh DR. Bagus Endar dosen ITB dan Tim Seismic Tomography.
"Bukan hanya soal pembuktian, tetapi ternyata ahli kita sendiri dengan membangun teknologi pemindaian yang variasinya diciptakan sendiri cukup membanggakan kita semua," kata Asisten Staf Khusus Presiden, Erik Rizky yang juga sekretaris Tim Nasional Penelitian Gunung Padang melalui pesan singkat, Kamis (18/9).
Tentang tomografi, Erik menjelaskan, ini adalah metode pencitraan yang tidak merusak (
) yang bisa dipakai untuk melihat penampang lintang sebuah obyek seolah diiris atau disayat dengan tanpa merusak. Metode ini mempergunakan gelombang seismic (gempa buatan).
Tomografi adalah salah satu metode yang pencitraan terdepan dalam dunia kedokteran seperti CT Scan (Xray Tomography), MRI Imaging (NMR Tomography), atau PET (Positron Emission Imaging Tomograpy). Dikarenakan teknik pencitraannya yang mudah diinterpretasi, maka metode ini menjadi sangat popular di medical.
"Istilah lapangannya membuat bawah permukaan Gunung Padang menjadi tembus pandang," jelasnya lebih lanjut.
Sebelumnya di kedalaman 22 meter matabor water loss selama 27 menit dan keluar pasir halus (seperti ayakan) berwarna merah.
"Kita menunggu temuan mengejutkan berikutnya baik dari eskavasi arkeolog DR Ali Akbar dan Tim, maupun aktivitas lainnya," tutup Erik.[wid]
Sumber:
http://www.rmol.co/read/2014/09/18/172557/Target-30-Meter-Gunung-Padang-Terbukti-
Setelah Koin Dody, Ada Apalagi Di Piramida Gunung Padang?
Kamis, 18 September 2014
JAKARTA-
Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang bentukan Staff Khusus
Presiden, Andi Arief telah menemukan ‘koin dody’ berusia 5.200 tahun
sebelum masehi, di Gunung Padang, Cianjur Jawa Barat beberapa waktu
lalu. Dody adalah seorang geolog muda lulusan Institut Teknologi Medan
yang melihat adanya koin saat coring mencapai 12 meter. Apalagi temuan lainnya yang sampai saat ini masih ditutupi oleh tim terpadu itu?.
“Ini
revolusi ilmu pengetahuan, untuk umat manusia dan kejayaan bangsa
Indonesia,” demikian Andi Arief kepada Bergelora.com di Jakarta, Kamis
(18/9).
Sekretaris
Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang, Erik Rizky menjelaskan
bahwa dengan menggunakan metode dan tehnologi pemindai terbaru yang
dapat melihat penampang lintang, maka sebuah obyek seolah diiris atau
disayat dengan tanpa merusak. Karena menggunakan gelombang seismic
(gempa buatan).
“Target 30
Meter terbukti, setelah koin Dody berusia 5200 SM. Riset Gunung Padang
berhasil mendapatkan material ‘istimewa’. Salah satu fakta penting yang
membuat Piramida Nusantara Gunung Padang menjadi istimewa,” tegasnya.
Menurutnya,
dari mata bor sampai kedalaman 30 meter hasilnya sesuai dengan
pemindaian yang dilakukan oleh DR. Bagus Endar dari Intitut Tehnologi
Bandung (ITB) dan Tim Seismic Tomography.
“Ini bukan
hanya soal pembuktian, tetapi ternyata ahli kita sendiri dengan
membangun teknologi pemindaian yang variasinya diciptakan sendiri dapat
bermanfaat dalam penelitian Gunung Padang ini. Ini tomografi,” ujarnya.
Tomografi menurutnya adalah salah satu metode pencitraan terdepan dalam dunia kedokteran, contohnya CT Scan (Xray Tomography), MRI Imaging (NMR Tomography), PET (Positron Emission Imaging Tomograpy).
Tomografi
adalah metode pencitraan yang tidak merusak (non-destructive) yang bisa
dipakai untuk melihat penampang lintang sebuah obyek seolah 'diiris
disayat' dengan tanpa merusak, karena mempergunakan gelombang seismic
gempa buatan,” jelasnya.
“Dikarenakan
teknik pencitraannya yang mudah diinterpretasi, maka metode ini menjadi
sangat popular di medical. Istilah lapangannya membuat bawah permukaan
Gunung padang menjadi tembus pandang,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sebelumnya di Kedalaman 22 meter dengan mata bor water loss selama 27 menit keluar pasir halus seperti ayakan berwarna merah.
“Kita
menunggu temuan mengejutkan berikutnya baik dari eskavasi arkeolog DR
Ali Akbar dan Tim maupun aktifitas lainnya,” ujarnya.
Peradaban Tinggi
Beberapa
waktu lalu Andi Arief mengingatkan tentang dosa terbesar intelektual dan
media yang memanfaatkan ketidak mengertian rakyat yang mengadu domba
masyarakat sekitar Gunung Padang dan Cianjur.
“Tolong
disampaikan, bahwa saat ini ada dua pandangan berbeda soal situs Gunung
Padang. Pandangan pertama, situs maha karya itu hanyalah batu berserakan
yang di atas permukaan seluas 900 m2. Pandangan kedua, situs maha karya
itu ada di bawah permukaan yang sekarang belum terlihat semua,”
ujaranya.
Ia menepis tuduhan adanya kerusakan situs akibat menggunakan petasan dalam rangka penelitian Gunung Padang.
“Diperkirakan
luasnya lebih dari 25 hektar. Tomography seismic metode kreasi gunakan
petasan yang disebut timbulkan ledakan menjadi alasan akan merusak
situs. Pertanyannya situs yang mana yang diduga akan rusak?,” jelasnya
kepada Bergelora.com.
Menurutnya, isu kerusakan situs adalah gosip atau manuver politik untuk memprovokasi kebodohan terus-menerus kepada masyarakat.
“Jujur,
yang paling berkepentingan agar situs bawah permukaan tidak rusak saat
di pugar nanti adalah TTRM (Tim Terpadu Riset Mandiri) dan yang percaya
pada riset TTRM,” ujarnya.
Ia memastikan bangunan Piramida Gunung Padang tersebut masih utuh dan tidak rusak oleh medote ledakan menggunakan petasan.
“Harusnya kita berterima kasih pada tim tomography yang
hampir bisa dipastikan kreasinya memudahkan pemugaran dan sudah memberi
informasi tembus pandang bahwa lebih dari 95 persen bangunan Megah
dengan teknologi dahsyat saat ini Kondisinya masih utuh,” ujarnya. (Web Warouw)
Sumber:
http://www.bergelora.com/nasional/kesra/1267-setelah-koin-dody-ada-apalagi-di-piramida-gunung-padang.html
No comments:
Post a Comment