Legenda Fountain of Youth
Legenda Fountain of Youth adalah legenda yang sangat lama dan tidak masuk akal karena tidak ada air yang dapat membuat manusia awet muda, sedangkan pengetahuan tentang stem sel pun saat ini masih minim. Cerita ini beredar dikalangan arab (Moor) dan spanyol. Dengan berjalannya waktu cerita ini berkembang dan beberapa daerah punya versi sendiri-sendiri.
Sebagaimana diketahui Fountain of Youth sudah dikenal sejak berabad-abad tapi masih merupakan sebuah misteri besar. Apakah benar kolam itu ada? Dimanakah kolam itu berada? Sebab sumber air ini dipercaya bisa membuat manusia atau hewan berumur panjang atau awet muda. Sampai-sampai informasi Sumur ajaib itu sampai di telinga Zulkarnain. Ia merasa penasaran hingga memutuskan untuk pergi bersama sahabatnya Al Khidr atau Khidir. Dalam perjalanan itu ia ditemani juru masak bernama Andreas dalam versi Syria atau Idris dalam versi Arab. Tapi ada teori lain menyebutkan ia ditemani oleh seseorang misterius yang bernama Al-Khidr atau Nabi Khidir. Khidir sendiri berarti “hidup abadi” atau floridus(Florida?) dalam bahasa latin.
Menurut Nabi Khidir, lokasi Sumur Kehidupan itu ada di sebuah pulau di benua Atlantis. “Di dalam lautan Kegelapan, terdapat banyak daratan-daratan. Sebagian di antaranya berpenghuni, sebagian lagi tidak,” ujar Khidir. Sebagaimana dijelaskan Khidir, terdapat dua pulau di Amazon. Pada satu pulau di Amazon yang penduduknya hanya laki-laki, tanpa ada seorangpun wanita. Setiap tahun para pria itu menyeberangi kedua pulau dengan perahu-perahu mereka di musim semi untuk mencari perempuan sebagai pasangan hidup mereka. Mereka akan tinggal di sana selama lebih kurang satu tahun. Setelah itu baru mereka kembali ke pulau. Hal itu sudah merupakan tradisi sejak turun-temurun.
Sesaat setelah menikahi seorang ratu Amazon di Andalusia, Zulkarnain melanjutkan ekpedisinya untuk mencari Sumur Kehidupan. Tujuannya adalah ia ingin memperpanjang usianya. Secara tak sengaja Khidir menemukan Sumur Kehidupan ketika melihat seekor ikan kering yang terendam dalam sebuah sumur tiba-tiba hidup kembali dan berenang kesana kemari. Ia takjub melihat kejadian itu dan memutuskan untuk mandi di dalam sumur tersebut, lalu kembali menemui Zulkarnain dan menceritakan pengalamannya. Keduanya segera menuju ke sumur ajaib tersebut. Tapi, sumur itu sudah tak ada lagi di tempatnya. Hingga akhir hayatnya, Zulkarnain tak pernah mendapatkan sumur buruannya. Sementara Khidir tetap abadi hingga saat ini.
Kisah Zulkarnain, Khidir dan Sumur Kehidupan ini sangat populer di dunia Arab dan Spanyol. Yang menarik, orang-orang yang tinggal di sekitar Sumur Kehidupan tampak berbeda dengan orang-orang normal. Mereka bertubuh tinggi besar seperti raksasa. Ponce de Leon, salah seorang petualang menyebutkan bahwa orang-orang di Bahama ketika itu bertubuh besar dan memiliki ekor, dengan kepala anjing atau berkepala ular.
Rekan seperjalanan Columbus, Amerigo Vespucci pada tahun 1499 menemukan jejak raksasa di Isla de los Gigantes, Curacao. Makhluk Raksasa dihubung-hubungkan dengan penemuan mutiara yang berlimpah ruah dilokasi itu. Ditemukannya tulang-belulang raksasa kemudian diselidiki oleh petualang berkebangsaan Arab, Elias ibn Hanna al-Mawsili, di dalam gua Santa Elena, Ekuador. Tapi hingga kini, misteri manusia misterius itu masih sebuah tanda tanya besar hingga saat ini.
Penulis Pietro Martire Vermigli (Peter Martyr) kelahiran Itali kemudian menceritakan tentang air tersebut dalam suratnya kepada Paus pada tahun 1513. Juga disebutkan tentang banyak orang-orang yang memburu air tersebut dan menyebabkan migrasi besar-besaran ke Bahama. Pietro sendiri mengaku tidak percaya dengan kisah air tersebut.
Dalam sejarah modern tercatat nama Juan Ponce de León sebagai penemu Fountain of Youth ketika ia berkelana ke Florida pada tahun 1513. Ia sendiri mendengar tentang kolam air itu dari penduduk pribumi Puerto Rico ketika ia berada di sana. Ia bersama timnya berlayar menuju Florida. Tapi, menurut para ahli lokasi yang dipilih Juan Ponce salah. Sebab kolam Fountain of Youth tidak berada di salah satu kota di Amerika tersebut. Meskipun begitu, ia dianggap sebagai orang Eropa pertama yang menginjakkan kaki pertama di benua Amerika, sebelum Kristofer Kolumbus. Ia juga diyakini sebagai orang yang memberi nama kota Florida.
Catatan lain muncul dari buku harian Hernando D’Escalante Fontaneda pada tahun 1575. Selama 17 tahun Fontaneda hidup bersama suku Indian setelah kapalnya karam di Florida. Dalam catatan hariannya Fontaneda menuliskan tentang air yang menyembuhkan dari sebuah sungai yang hilang yang dinamainya dengan “Jordan”. Menurutnya, ia meragukan tentang misi de Leon yang mencari legenda kolam itu ketika ia berada di Florida.
Hingga kini legenda of Fountain of Youth masih simpang siur. Apakah ia berada di Bahama atau Florida? Jika menyimak versi penulis Lucas Cranach Fountain of Youth berada di Florida. Dalam bukunya, ia menyebutkan tentang khasiat air kolam tersebut yang mampu membuat seseorang awet muda atau panjang umur jika meminumnya.
Dalam Injil khasiat air itu disebut-sebut digunakan Isa Almasih ketika menyembuhkan seseorang yang sakit. Kolam itu diberi nama Bethesda yang terletak di Jerusalem.
Kemudian kisah itu berlanjut hingga pada masa Alexander Yang Agung. Disebutkan bahwa Alexander dan para pengikutnya menjelajahi daratan yang masih sepi dan gelap untuk mencari kolam ajaib tersebut.
Suku Indian Arawaks dan penduduk asli Bimini atau Bahama menyebutkan cerita tentang mata air yang mampu menyembuhkan yang berhubungan dengan “Beemeenee” yang bermakna sebuah daratan kemakmuran atau kejayaan. Lokasinya ke arah utara, kemungkinan besar berada di Bahama. Kisah Bimini itu kemudian didengar oleh orang-orang Spanyol dari suku Arawaks yang bermukim di Spanyol, Kuba dan Puerto Riko.
Beberapa peta dari abad pertengahan menandai sebuah pulau di Atlantik dengan julukan “The Island of Jove” atau kepulauan Jove dengan keterangan tambahan: “di sini tak ada orang yang mati”(bs22)
Sumber:
https://bamssatria22.wordpress.com/category/mysteries-of-the-past/
No comments:
Post a Comment