Kamis, 25/09/2014 17:42 WIB
Ini Hasil Lab Metalurgi UI Soal Koin Misterius Gunung Padang
Erick Rizky, Sekretaris Tim Peneliti Terpadu Gunung Padang menyampaikan, hasil analisa laboratorium menunjukkan, di dalam koin itu dominan unsur tembaga. Namun ada tiga unsur lain yang berada di dalamnya, yakni iron, timbal dan nikel (Cu: 92,4 persen, Pb: 3,93 persen, Fe: 1,9 persen, Ni: 0,09 persen).
"Dari komposisi hasil lab ini untuk sementara disimpulkan koin ini bukanlah berfungsi sebagai alat tukar, melainkan semacam amulet," terangnya dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Kamis (25/9/20140.
Apa itu amulet? Menurut Erick, amulet adalah bagian dari kebudayaan yang belum diungkap oleh ilmu pengetahuan, bahkan sering dikategorikan mistik. Dari definisi di Wikipedia, amulet disebut sebagai 'jimat' atau benda berth yang melindungi pemiliknya. Kata amulet berasal dari bahasa latin amuletum, yang artinya sebuah obyek yang melindungi seseorang dari bahaya.
"Amulet di Indonesia memiliki akar budaya yang sudah sangat tua, turun temurun masih ditemukan hingga kini. bentuknya bukan hanya logam tapi bisa berbentuk lain," terangnya.
Erick menambahkan, pembuatan sebuah amulet yang berkualitas tidaklah mudah. Biasanya dimulai dari pemilihan material, pemilihan waktu menurut numerology, astrologi , pemilihan gambar (semacam reliefi). Biasanya koin amulet dipilih berdasarkan kondisi yang dianggap mewakili tingkat tertentu kemajuan peradaban yang kemudian dihormati dan dinggap suci. Karena itu simbolnya adalah manusia atau simbol hewan yang merepresentasikan kebudayaan atau teknologi maju tertentu.
Relief dalam Koin amulet gunung padang masih belum dapat disimpulkan. Hanya saja, kata Erick, ada beberapa dugaan relief yang muncul menyerupai tradisi suku maya, seperti tokoh wayang semar, seperti bagian tertentu kalender sunda wiwitan, seperti airlangga hingga mirip manusia menghadap ke kanan kepala menggunakan helm dan sedang menaiki kendaraan tertentu.
Koin ini ditemukan tengah malam 15 September saat pengeboran mencapai 11 meter. Koin terangkat bor melalui saluran pembuangan limbah, sehingga koin itu berbentuk utuh tidak rusak. Coring menggunakan mata bor kecil berdiameter 5 sentimeter, disamping sisi kiri dan kanan bor ada saluran air agar memudahkan pengeboran, lalu dikeluarkan melalui saluran sisi lainnya. Di saat saluran air itu berjalan, koin itu terangkat. Sehingga bentuk koin tersebut masih sangat utuh.
Warna koin logam berwarna hijau kecokelatan. Ukurannya sangat kecil berdiameter 1,7 sentimeter dan permukaanya datar. Pada koin itu terdapat lingkaran yang sangat banyak motif, seperti motif gawangan disamping lingkaran koin, lalu di dalamnya ada garis melingkar pada semua bagian koin. Uniknya garis melingkar itu ternyata berbentuk untaian lingkaran yang sangat kecil sekali, dan diameternya sekitar 0,3 milimeter dengan jumlah sebanyak 84 lubang. Lalu tebal koin ini hanya 1,5 milimeter,
"Berdasarkan lokasi di kedalaman penemuan bentuk koin itu perkirakan usianya minimal 5.200 SM. Seberapa tua usia pastinya, sulit untuk memastikannya, namun bisa disimpulkan koin Amulet itu minimal berumur 5.200 SM. Memang usia yang tua dari koin amulet ini apalagi dengan teknik peleburan 4 unsur termasuk Nikel ini jauh dari apa yang selama ini kita ketahui tentang logam, peleburan logam di sejarah Indonesia dan dunia," klaim Erick.
Sebelumnya, ada sejumlah analisa yang menyebutkan koin itu mirip dengan koin Belanda yang bernilai 2,5 sen. Dari ukuran, lalu berbagai garis yang masih terlihat, tampak ada beberapa titik yang mirip. Namun belum ada penelitian ilmiah yang mendukung pendapat ini.
Sumber:
http://news.detik.com/read/2014/09/25/174209/2701401/10/2/ini-hasil-lab-metalurgi-ui-soal-koin-misterius-gunung-padang
No comments:
Post a Comment