Tuesday, September 9, 2014

TNI Dikerahkan untuk Dukung Dilanjutkannya Kembali Penelitian Gunung Padang

TNI Dikerahkan untuk Dukung Dilanjutkannya Kembali Penelitian Gunung Padang

Kamis, 14/08/2014 - 16:22


CIANJUR, (PRLM).- Sejak tanggal 7 Agustus 2014, penelitian Gunung Padang dilanjutkan kembali. Penelitian kali ini pun melibatkan TNI untuk mendukung penuh penelitian yang dilakukan.
Dari pantuan "PRLM" di Gunung Padang, Kampung Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Kamis (14/8/2014), belum ada aktivitas penelitian yang berarti di areal Gunung Padang. Ketua Tim Geolog dari Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM), Danny Hilma mengaku masih melakukan survey dan pembersihan wilayah di sebelah Timur dan Selatan sebelum menurunkan peralatan geolistrik dan georadar-nya.
"Ini penelitian tahapan sangat penting. Sebenarnya secara ilmiah dari sisi keilmuan, kami sudah yakin bahwa ada bangunan di dalam Gunung Padang. namun, bagaimana bentuk bangunan itu kami perlu penelitian lanjutan ini agar masyarakat lebih nyata memahami kesimpulan dari penelitian kami," tuturnya.
Danny menuturkan saat ini masih tahap survey dan pembersihan. Palign lambat minggu depan, alat-alat georadar dan geolistrik akan dikirimkan untuk fokus meneliti di wilayah Timur dan Selatan Gunung Padang.
"Dalam penelitian lanjutan ini semua sudah dalam satu komondao dari Kemendikbud yang saya dengar akan membentuk tim nasional penelitian Gunung Padang termasuk TTRM didalamnya. Bagi kami, intinya siapapun yang akan bergabung dalam meneliti kami sangat antusias karena kami ingin melanjutkan apa yang sudah kami mulai dari beberapa tahun lalu," katanya.
Namun, dalam penelitian kali ini beberapa anggota TNI tampak membaur dengan masyarakat Gunung Padang. Dari keterangan yang disampaikan Andi Arif, Inisiator TTRM Gunung Padang melalui blackberry messager ke "PR", TNI diminta presiden untuk membantu secara penuh mendukung penelitian tersebut.
Hal itu, juga ditandai dengan kunjungan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada Selasa (12/8/2014) ke Gunung Padang dalam membuka acara Karya Bhakti Sosial Skala Besar.
Keberadaan TNI di Kampung Gunung Padang yang diduga hanya berkaitan untuk menjaga pengamanan penelitian pun dibantah Dandim Cianjur, Letkol Inf Moch Andi Prihantono . Ia mengatakan memang diminta mendukung penuh dalam penelitian ini. Namun, keberadaan TNI di Gunung Padang untuk melakukan bakti sosial, seperti membantu bedah rumah, mendirikan MCK, dan membagikan sembako.
"Kebetulan saja waktunya bersamaan dengan dimulainya kembali penelitian lanjutan. Anggota kami akan melakukan bakti sosial selama dua minggu ke depan. Sudah empat hari disini," ujarnya.
Terkait penelitian, kata Andi, membantu para peneliti membersihkan semak-semak yang akan dijadikan penelitian lanjutan nanti. "Jadi keberadaan kami disini bukan khusus untuk pengamanan penelitian. Di Kampung ini sudah aman dan damai penduduknya. Semua tenang," katanya.
Sementara itu, berdasarkan info yang diterima "PR", kemendikbud muai membantuk tim penelitian nasional dan rencananya akan melakukan penandatangan nota kesepahaman (Mou) dengan beberapa kementerian yang terkait seperti Kementerian Pariwisata dan pihak pemerintah daerah, baik Pemprov Jabar, maupun Pemkab Cianjur.
Dalam nota kesepahamanan tersebut rencananya Kemendikbud akan menggelontotkan dana abadi pendidikan untuk penelitian tersebut, meski belum tahu berapa dana yang akan diberikan.
Bupati Cianjur, Tjetjtep Muchtar Soleh saat dikonfirmasi belum mendengar akan ada penandatangan nota kesepahan mengenai pemberian dana abadi pendidikan. Namun, terkait dukungan untuk penelitian Gunung Padang, Pemkab Cianjur telah mengalokasian sebesar sekitar Rp 1 miliar untuk membebaskan lahan seluas 5 hektare.
"Kami sudah alokasikan pada APBD 2015 nanti. Pembebasan lahan tersebut nantinya akan digunakan untuk mendukung penelitian. Namun lokasi pembebasan akan dititik mana kami belum bicarakan kembali. Kami hanya mendapatkan tanggung jawab melakukan pembebasan lahan seluas 5 hektare. Kalau pemerintah pusat yang saya dengar akan melakukan pembebasan 15 hektare," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian (Puslit) Arkeologi Nasional (Arkenas) Bandung, Lutfi Yondri dalam kunjungannya bersama ronmbongan Puslit Arkenas ke Gunung Padang, Kamis (14/8/2014) mengatakan belum mengetahui apa yang menjadi perkembangan penelitian sejauh ini.
"Sudah diketahui bersama kan selama ini yang meneliti TTRM. Kami di belakang layar. Jadi saya tidak tahu perkembangannya. Yang saya dengar Kemendikbud memang membentuk tim nasional peneltiian, namun saya sebagai arkeolog senior dan Kepala Puslit Arkenas tidak mendapat undangan atau ajakan dalam penelitian tersebut karena saya masih pada pemahaman bahwa di Gunung Padang tidak ada bangunan apapun," ucapnya
Tekait pembebasan lahan yang nantinya akan memindahkan puluhan rumah pada zna 1 dan 2 Gunung Padang, warga mengaku tak kebertan jika dipindah. Mereka hanya meminta penggantian tempat tinggal dan mata pencaharian yang sudah puluhan tahun mereka tempati.
"Kami tidak keberatan jika pindah asal diberi tempat tinggal pengganti yang juga layak. Selain itu, karena mata pencaharian kami membuka warung berdagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, nanti saat kami harus dipindah juga sama inginnya dibangunkan warung juga untuk berdagang," tutur Hindun (55), salah seorang pemilik warung di depan gerbang situs Gunung Padang. (Wilujeng Kharisma/A-108)***

Sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/node/292977

No comments:

Post a Comment