Candi Jiwa dan Candi Blandongan, Komplek Percandian di Tengah Sawah
Matahari karawang yang begitu
terik siang itu tak sedikitpun
mengendurkan semangat kami untuk merampungkan trip jelajah peninggalan sejarah
di karawang. Setelah sebelumnya kami
menyambangi monumen Rawa Gede , Monume Kebulatan Tekad serta Rumah
“penculikan” Bung Karno. Kali ini tujuan kami adalah Candi Jiwa, Candi
Blandongan dan Pantai Tanjung Pakis (ini
bonus) . Ke dua objek wisata ini memiliki arah yang sama, kami hanya perlu
terus melaju ke utara dari tempat kami sekarang (Rengas Dengklok).
|
Candi Jiwa |
Saya yakin pasti banyak orang yang belum mengetahui kalau karawang
memiliki candi. Karena candi ini baru di ketemukan dan heboh di perbincangkan
sekitar tahun 2006. Tapi jangan bayangkan candi di karawang ini seperti candi
Borobudur atau pun candi Prambanan, karena dari segi struktur penyusun candi
dan ukuran pun sangat jauh berbeda. Komplek percandian di karawang ini tersusun
dari puluhan batu bata dengan aneka ragam ukuran dan bentuk. Candi ini (candi
jiwa) juga berukuran kecil sekitar 10 x 10 Meter (mungkin kurang) dengan ketinggian (-) di atas permukaan
tanah. Iya candi ini bukan bangunan megah yang menjulang ke langit, melainkan
terkubur di bawah tanah di tengah
persawahan. Percandian ini
letaknya di daerah Batujaya di ujung utara karawang. Menurut penelitian, Komplek candi ini merupakan kompleks
sisa percandian Budha kuno
dan masih di teliti sampai sekarang.
Dari Rengas Dengklok, kami harus
menempuh perjalanan sekitar 60 Menit untuk sampai di komplek percandian ini. Komplek
percandian ini terletak di tengah persawahan warga dan masih di teliti sampai
sekarang. Untuk bisa menikmati komplek percandian ini, kami di pungut bayaran
5k / orang. Saat kami bertanya di mana kami harus memarkirkan motor kami, pihak
pengelola (warga sekitar) menyarankan kami untuk membawa serta motor kami
menyusuri jalan beton yang menuju bangunan candi yang ada di tengah sawah (
kabarnya di sini kurang aman untuk memarkir kendaraan dan di tambah lagi saat
itu hanya kami ber dua saja yang mengunjungi candi ini). Nah di komplek percandian
ini ada 2 buah candi yang sudah bisa di kunjungi, yaitu candi jiwa dan candi
blandongan. Sementara candi – candi yang lain masih dalam proses penggalian dan
penelitian. Asal mula candi ini adalah gundukan-gunduka tanah di tengah
persawahan, setelah gundukan-gundukan itu di gali, ketemulah candi – candi yang
sekarang ini bisa kami lihat. Jadi sampai sekarang pun masih ada beberapa
gundukan – gundukan tanah yang masih di gali dan di teliti.
Candi pertama yang kami kunjungi
adalah candi jiwa, letaknya sekitar 500 meter dari perkampungan warga. Kami tak
perlu bersusah payah jalan kaki panas-panasan untuk melihat candi ini, kami
bisa melenggang bebas menaiki motor yang kami bawa, hahaha (ini bukan salah
kami loh ya, tapi saran dari pengelola :D ). Tak ada hal yang menarik di candi
jiwa ini (bagi saya yang tak menyukai sejarah ), namun kartika sepertinya
sangat antusias melihat secara detail setiap sudut candi yang berbentuk persegi
empat dengan panjang sisi sekitar 10 meter kurang . Panas matahari yang terik memaksa kami
untuk menyudahi kunjungan di candi jiwa.
|
Cewe "gila" itu bernama Tika :D |
|
Candi Jiwa |
|
Kita harus turun sedalam 1 meter kalau ingin melihat lebih dekat |
|
Sisi Lain Candi |
Candi berikutnya adalah candi
blandongan, letaknya sekitar 400meter dari candi jiwa. Candi belandongan ini juga
terleta di tengah persawahan dan kedua candi ini di hubungkan oleh jalan beton
selebar 1 meter. Candi Blandongan ini berukuran lebih besar dari candi jiwa dan sedikit lebih tinggi,
candi blandongan juga memiliki anak tangga untuk menuju atas candi (tapi tidak
boleh di naiki). Beruntung di candi blandongan
ini ada bangunan seperti gubuk
(mungkin bekas beristirahat para pekerja) jadi kami bisa berteduh
sebentar dari sengatan matahari sambil mengisi perut dengan bekal yang kami
bawa. Di beberapa sudut bangunan candi terdapat ratusan batu bata yang masih
berantakan, karena sepertinya candi ini belum 100% selesai di pugar.
|
Jalan Menuju Candi Blandongan |
|
Candi Blandongan |
|
Batu Bata Penyusun Candi |
|
Batu Bata yang Belum di susun |
|
Candi Blandongan |
|
Candi Blandongan |
|
Para pekerja sedang beristirahat di sela-sela proses penggalian |
Dari candi blandongan, kami
kembali ke candi jiwa dan perkampungan untuk melanjutkan perjalanan kami
berikutnya, namun sebelumnya kami sempatkan untuk mampir ke musium candi, tapi
sayang sepertinya musium ini tutup karena tak ada petugas / pengelola sama
sekali.
Tujuan kami berikutnya adalah
Pantai Tanjung Pakis,pantai tanjung pakis ini adalah pantai yang sangat
terkenal di karawang juga bekasi, sudah bisa di pastikan setia ahir
tahun/lebaran masyarakat dari kedua kota ini berbondong-bondong mengunjungi
pantai ini. Tapi namanya juga pantai utara , ya kalian tahulah seperti apa
bagusnya pantai utara, hahaha. Tapi sebagai warga karawang yang baik, saya
ingin sedikit membantu pemerintahan karawang yang gila – gilaan mempromosikan
pantai ini, wakakaka (percaya atau ngga, di karawang ini banyak sekali spanduk/
marga jalan yang mengarah
ke pantai
tanjung pakis ). Tujuan saya ke sini sudah pasti bukan karena ngebet pengen ke
sini, hanya saja jarak pantai ini dan kompleks percandian tak begitu jauh
makanya kami sempatkan ke sini. Sesampainya kami di gerbang masuk pantai,
tertera harga yang cukup mahal untuk ukuran pantai utara (hahaha, tetep
utaranya di bawa-bawa), Kami harus membayar 8,5k/ orang. Dari gerbang masuk,
kami masih harus menempuh perjalanan sejauh 1 Km dengan jalanan yang super ancur.
|
Pantai Tanjung Pakis |
Seperti halnya pantai utara
lainya, kita akan menemukan pantai coklat yang bercampur lumpur dengan warna
air yang keruh (ini mah bukan mempromosikan namanya, hahaha). Sejauh mata
memandang berjajar puluhan rumah makan (cocok buat yang suka makan sea food),
di ujung paling barat pantai ini terdapat puluhan pohon cemara (masih kecil,
sepertinya baru beberapa tahun di tanam) dan hal ini membuat suasana pantai
yang panas menjadi sedikit agak nyaman untuk berlama-lama diam di sini
menikmati hembusan angin pantai. Buat yang suka berenang di pantai,harus berhati
- hati berenang di pantai ini karena banyak ubur – ubur yang bisa bikin
kulit gatal dan melepuh. Kami cukup lama beristiraht di pantai ini,
mengumpulkan tenaga untuk menempuh perjalanan pulang yang jauh....
Sumber:
http://b1rulang1t.blogspot.com/2013/09/candi-jiwa-dan-candi-blandongan-komplek.html
No comments:
Post a Comment