Minggu, 04 Maret 2012 , 11:12:00 WIB
Laporan: Teguh Santosa
Dalam rilis yang diterima redaksi, tim yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana itu mengatakan bahwa hasil pengeboran di teras 5 Gunung Padang memperlihatkan bahwa bagian itu dibangun setidaknya 10 ribu tahun yang lalu.
"Hasil terbaru dari sample kedua yang diambil dari teras 5 titik bor 2 dengan kedalaman 8,1 meter sampai dengan 10,1 meter dari permukaan tanah, memperlihatkan hasil 11.060 tahun, dan plus-minus 140 tahun before present," ujar Dr. Budianto Ontowirjo.
"Kalau dikonversikan ke umur kalender setara dengan 10 ribu tahun sebelum Masehi," sambung Dr. Ontowirjo dalam rilis itu (Minggu, 4/2).
Dr. Ontowirjo adalah salah seorang peneliti ahli TBKP dan juga periset BPPT. Disebutkannya pengujian umur sisa arang tumbuhan organik paleosoil di Gunung Padang dilakukan dengan metoda Carbon Dating C14 menggunakan peralatan Liquid Scintillation Counting (LSC).
TBKP telah mengumumkan hasil penelitian merek ini dalam sejumlah kesempatan, yakni dalam sarasehan tanggal 7 Februari di Jakarta, di depan para ahli Indonesia dari lima benua tanggal 10 Februari di Bali, dan terakhir di depan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) tanggal 1 Maret di Jakarta.
Tim telah mengebor dua titik. Pertama di ujung selatan teras 2, dan kedua di samping selatan teras 5. Adapun sample dari teras 2 dengan kedalaman 3,5 meter dari permukaan tanah memperlihatkan hasil 5.500 tahun plus-minus 130 tahun before present. [guh]
Sumber:
http://www.rmol.co/read/2012/03/04/56599/Dr.-Ontowirjo:-Piramida-Cianjur-Dibangun-10-Ribu-Tahun-Sebelum-Masehi-
Minggu, 04 Maret 2012 , 11:21:00 WIB
PERKIRAAN "PIRAMIDA CIANJUR"
Tim Bencana Katastropik Purba merilis animasi gambar yang memperlihatkan perkiraan bentangan bangunan "piramida" di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (Minggu, 4/2). Uji karbon memperkirakan teras 5 dibangun 10 ribu tahun sebelum Masehi. ISTIMEWA/RMOL
Sumber:
http://www.rmol.co/read/2012/03/04/56600/PERKIRAAN-PIRAMIDA-CIANJUR-
Andang Bachtiar Pamerkan Penelitian Bencana Katastropik Purba di Bangkok
Rabu, 07 Maret 2012 , 21:17:00 WIB
Laporan: Teguh Santosa
Pada pertemuan itu akan disampaikan gagasan masing-masing ketua asosiasi ahli geologi dari berbagai negara, tentang perkembangan peran ahli geologi dalam pembangunan negara-negara di Asia Tenggara. Khususnya dalam upaya-upaya mengatasi bahaya besar geologi dan perubahan bumi.
Utusan Indonesia pada pertemuan tersebut diwakili oleh Rovicky Dwi Putrohari dan DR Andang Bachtiar, sebagai Ketua umum dan Ketua Dewan Penasehat Ikatan Ahli Geologi Indonesia. Direncanakan esok hari (Kamis, 8/3) keduanya bersama enam pembicara dari negara lainnya akan diskusi panel membahas Mega Geological Hazard and Changing Earth.
http://gunungtoba2014.blogspot.com
Pada
kesempatan itu juga, DR Andang Bachtiar, yang juga peneliti bencana
katastropik purba Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan
Bencana, akan menyampaikan status terbaru hasil penelitian bencana purba
di Indonesia. Demikian disampaikan Koordinator Tim Bencana
Katastropik, Erick Ridzky, kepada Rakyat Merdeka Online melalui pesan pendeknya tadi sore (Rabu, 7/3)."Insya Allah, Pak Andang Bachtiar akan menyampaikan hasil-hasil penelitian terbaru kami pada acara tersebut," demikian disampaikan Erick, yang juga asisten Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana.
Geosea merupakan ajang pertemuan regional antar asosiasi geologi se Asia Tenggara yang awal berdirinya melibatkan peran almarhum Prof. Rubini Soeriatmadja. Beliau adalah salah seorang tokoh besar ahli geologi Indonesia.[ald]
Sumber:
http://www.rmol.co/read/2012/03/07/56957/Andang-Bachtiar-Pamerkan-Penelitian-Bencana-Katastropik-Purba-di-Bangkok-
No comments:
Post a Comment