Dropa (BROPA)Stones : Peninggalan Bangsa Bropa
Pada 1938, sebuah tim arkeolog dari Universitas Peking (Beijing)
yang sedang melakukan survei gua-gua di pegunungan Baian Kara-Ula,
Tibet menemukan sebuah pekuburan dalam salah satu gua yang dibuat
dengan sangat rapi, berisi tulang kerangka mirip manusia pada
umumnya, kecuali bagian tengkorak kepalanya yang lebih besar, tak
sebanding dengan proporsi tubuhnya.
http://gunungtoba2014.blogspot.com
Di
tempat yang sama, salah seorang anggota tim juga menemukan sebuah
piringan batu berdiameter 22,86 cm, tergeletak pada sebuah sudut
gua dan tertutup lapisan debu. Pada bagian tengah piringan tersebut
terdapat lubang dan goresan-goresan teratur pada salah satu sisi
permukaannya yang menyerupai bentuk karakter tulis berukuran sangat
kecil. Para anggota tim yang tak satu pun memahami tulisan tersebut
kemudian membawa dan menyimpannya bersama hasil-hasil temuan
lainnya ke Universitas Peking.
Sejak
itu para ahli di Peking terus berupaya memecahkan maksud tulisan
tersebut. Hingga 20 tahun kemudian, Dr. Tsum Um Nui berhasil
memecahkan kode tulisan dan membaca pesan yang terkandung padanya.
Isi
tulisan pada piringan tersebut menceritakan tentang penduduk dari
planet lain yang mengalami kerusakan pesawat sehingga terpaksa
mendarat darurat di pegunungan Baian Kara-Ula. Para penduduk lokal
setempat (suku Han) yang terkejut dan merasa aneh dengan penampilan
fisik para pendatang tersebut menyangka mendapat ancaman lalu
berusaha memburu dan membunuh mereka. Para pendatang yang juga
terdapat perempuan dan anak-anak menjadi panik dan berusaha
menyelamatkan diri dengan bersembunyi pada gua tempat ditemukannya
piringan batu tersebut, namun banyak diantaranya yang terbunuh.
Kerusakan
pesawat yang parah dan keterisolasian lokasi membuat mereka tidak
dapat memperbaiki pesawatnya. Tulisan tersebut juga
mengidentifikasikan mereka sebagai kaum Dropa. Keterangan yang
tertulis pada piringan batu tersebut ternyata mirip dengan legenda
yang ada di masyarakat lokal setempat, yaitu tentang munculnya
makhluk dari angkasa yang berbadan kurus kecil tetapi berkepala
lebih besar.
Pada
1965, telah berhasil ditemukan 716 piringan batu sejenisnya dari
gua yang sama. Seorang ahli dari Rusia bernama W. Saitsew yang
melanjutkan penelitian Dr. Tsum Um Nui melaporkan bahwa piringan
batu tersebut terbuat dari campuran kobalt dan sejenis metal yang
tidak dikenal, diduga adalah bagian komponen suatu sirkuit elektris.
Sedangkan
pada suatu sisi dinding gua, juga ditemukan gambar matahari,
bulan, sebuah bintang yang belum teridentifikasikan dan planet bumi
yang keseluruhannya dihubungkan oleh sebuah garis titik-titik.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa temuan-temuan di gua tersebut
(termasuk piringan batu) telah berusia kurang lebih 12.000 tahun.
Kini, di area sekitar gua tempat ditemukannya piringan batu masih
dihuni oleh dua suku yang terisolir bernama Han dan Dropa. Mereka
bukan seperti orang Tiongkok maupun Tibet, bahkan penampilan
fisiknya berbeda dengan orang kebanyakan, badannya kurus dan lemah,
tingginya tak melebihi 1,5 meter.
Sumber:
http://educationoflemurian.blogspot.com/2012/07/dropa-bropastones-peninggalan-bangsa.html
No comments:
Post a Comment