BETA-UFO, Mendokumentasikan Interaksi UFO
Organisasi ini mendata dan menganalisa bukti kehadiran makhluk luar angkasa.
Kamis, 24 Mei 2012, 12:40
Karlina Octaviany
(beta-ufo.org)
VIVAnews - Kendati masih banyak yang sangsi dengan UFO sebagai sains, komunitas BETA-UFO Indonesia memiliki pendapat lain.
"Ini ilmu masa depan
karena belum ada teknologi yang bisa mengukurnya," ujar Ranggi
Ragatha selaku pengurus BETA UFO koordinator wilayah Indonesia Timur
dalam wawancara dengan Vivanews, Kamis, 24 Mei 2012.
Ranggi akan menjadi
pembicara dalam diskusi The B-Sides Discussion Club bersama
UFONESIA membahas piring terbang atau Unidentified Flying Object (UFO).
Acara ini akan berlangsung di kafe The Reading Room, Kemang, Jakarta malam ini.
Menurut laman resminya,
BETA-UFO Indonesia merupakan organisasi yang mengamati masalah UFO di
Indonesia. Kelompok pemerhati ini berdiri pada 26 Oktober 1997. Awalnya
mereka tergabung dalam milis Friendship dari Centrin dan Nusa X-Files
dari NusaNet.
Tujuannya bukan untuk memuja makhluk asing (alien).
Komunitas ini hendak mendata penampakan UFO di Indonesia untuk
dianalisa dan dipelajari. Untuk mempermudah penelusuran, mereka
memanfaatkan internet sebagai jalur komunikasi.
Nama BETA-UFO dibentuk
dari kata BETA yang dicetuskan mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN), Marsekal Muda TNI (Purn) Raden Jacob
Salatun. Artinya, Benda Terbang yang Aneh.
BETA-UFO mengumpulkan
data-data dari laporan pihak yang mengaku melihat UFO. Data ini
tidak ditelan mentah-mentah. Mereka melakukan pengecekan.
http://gunungtoba2014.blogspot.com
Bukti Otentik dan Kajian Ilmiah
Pihak yang melihat UFO bisa memberitahu para pengurus. Nama dan nomor ponselnya dicantumkan dalam laman khusus BETA-UFO.
Pelapor perlu menyerahkan video dan foto yang dinilai BETA-UFO sebagai bukti otentik. Laporan ini akan diolah oleh tiga divisi komunitas.
Investigasi Lapangan akan mengecek langsung dengan wawancara pelapor. Tim Analisa akan menelusuri keaslian foto atau video. Standardisasi menangani urusan organisasi.
"Seminggu bisa ada 3 laporan penampakan. Tapi, mungkin hanya 1 yang menyerahkan bukti otentik foto dan video. Untuk itu, kami lebih selektif," ujar Ranggi.
Komunitas ini rata-rata
memiliki latar pendidikan di bidang teknik, hukum, dan psikologi.
Bahkan, Salatun yang dianggap Bapak Ufologi Indonesia pun merupakan
salah satu perintis LAPAN.
Para pengamat dalam
kelompok ini tergolong berdedikasi. Hobi ini diakui Ranggi menyedot
biaya yang tinggi. Sebagian besar anggota komunitas memiliki tingkat
ekonomi yang mapan. Sisanya terdiri dari mahasiswa.
BETA-UFO memiliki anggota
sekitar 3.500 orang dari data milis mereka. Anggota resmi yang memiliki
nomer registrasi mencapai 400 orang. BETA-UFO juga ditangani 20
pengurus dari berbagai negara.
Para pengurus yang berada
di luar negeri bertugas menangani anggota di lokasinya. BETA-UFO juga
memiliki koneksi dengan organisasi serupa di negara lain.
BETA-UFO mengingatkan
dalam lamannya bahwa kajian yang mereka lakukan sebatas masalah ilmiah.
Pernyataan resmi menyatakan, "Diharapkan tidak mencampuradukkan masalah
agama serta jangan sampai mengganggu keimanan kita terhadap agama
masing-masing." (umi)
© VIVA.co.id
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/316558-beta-ufo--mendokumentasikan-interaksi-ufo
No comments:
Post a Comment