Friday, April 25, 2014

Temuan di Gunung Lalakon Diduga Arca Ganesha

Temuan di Gunung Lalakon Diduga Arca Ganesha

Temuan di Gunung Lalakon Diduga Arca Ganesha
Balai Arkeolog Bandung melakukan observasi pada batuan yang diduga Arca Ganesha di puncak Gunung Lalakon, Bandung, (11/1). TEMPO/Aditya Herlambang Putra


TEMPO.CO, Bandung - Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) menemukan menhir dan batu, yang diduga arca Ganesha, di puncak Gunung Lalakon. Gunung di daerah Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, itu sejak 2011 terkenal sebagai salah satu gunung piramida.
Sekretaris KRCB, Sujatmiko, mengatakan, menhir dan batuan, yang diduga arca Ganesha, itu ditemukan pada 29 Desember 2012. Batuan itu tersembunyi di balik rerimbunan semak belukar. Penemunya, Bandono, pensiunan dosen Teknik Geologi ITB yang menjadi anggota KRCB. "Ada ketidakwajaran di kedua batu tersebut secara geologi," kata Sujatmiko, yang juga geolog, Sabtu, 12 Januari 2013.

Bersama sejumlah wartawan, termasuk Tempo, Sujatmiko menunjukkan batu tersebut, yang berada sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, Sabtu, 12 Januari 2013. Lokasinya hanya sepelemparan batu dari stasiun menara milik PT Indonesia Power, atau 3 meter dari penggalian tim staf Presiden, yang ingin membuktikan piramida di dalam gunung itu dulu.
http://gunungtoba2014.blogspot.com
Menhir berupa sepasang batu tegak setinggi dada orang dewasa itu berada di bawah batuan yang diduga arca Ganesha. Batuan yang diduga arca Ganesha itu sendiri sudah tak utuh bentuknya. Menurut Sujatmiko, batuan itu sengaja ditegakkan orang, bukan proses alam. "Batuan yang diduga arca juga tak sesuai mekanisme geologi," katanya.

Batuan itu berdiri dekat pohon Hanjuang. Menurut KRCB, pohon itu biasa dipakai orang Sunda sebagai penanda tempat sakral. Untuk kepastiannya, KRCB meminta bantuan Balai Arkeologi Bandung untuk melakukan observasi batuan tersebut.

ANWAR SISWADI
 http://www.tempo.co/read/news/2013/01/12/058453952/Temuan-di-Gunung-Lalakon-Diduga-Arca-Ganesha



Balai Arkeologi Pelajari Arca Diduga Ganesha
Senin, 14 Januari 2013 | 13:56
Dua orang peneliti dari Balai Arkeologi Bandung melakukan observasi pada batu yang diduga arca Ganesha di Gunung Lalakon, Kabupaten Bandung, Sabtu (11/1) [SP/Adi Marsiela]
Dua orang peneliti dari Balai Arkeologi Bandung melakukan observasi pada batu yang diduga arca Ganesha di Gunung Lalakon, Kabupaten Bandung, Sabtu (11/1) [SP/Adi Marsiela]
[BANDUNG] Tim peneliti dari Balai Arkeologi (Balar) Bandung melakukan pengamatan ke Gunung Lalakon, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/1). Pengamatan di atas gunung berketinggian 1.000 meter dari permukaan air laut itu, untuk membuktikan keberadaan menhir dan arca yang diduga Ganesha.

Menhir dan arca itu ditemukan oleh Kelompok Riset Cekungan Bandung pada akhir tahun 2012. Saat merayakan hari jadinya yang ke-13 tahun di puncak Gunung Lalakon, Bandono salah seorang anggotanya, melihat ada batuan beku yang berdiri tegak di dalam semak-semak.

Sebagai seorang pensiunan dosen teknik geologi Institut Teknologi Bandung, dia merasa curiga dengan batuan tersebut.

Sekretaris Kelompok Riset Cekungan Bandung, Sujatmiko mengatakan, batuan itu sangat ganjil keberadaannya. “Buat seorang geolog, batuan tegak itu sudah pasti akibat sentuhan manusia, bukan hasil alam,” ujarnya.

Lokasi temuan itu, tidak jauh dari bekas lubang penggalian untuk membuktikan keberadaan piramida di bawah lapisan tanah Gunung Lalakon, buatan tim Turangga Seta. Kelompok Riset Cekungan Bandung mengundang Balar Bandung untuk memastikan temuan tersebut.

Dalam observasinya, Kepala Balar Bandung, Desril Rifa Shanti didampingi empat orang peneliti yang latar belakang keahliannya berbeda-beda. Peneliti arkeolog prasejarah, Luthfi Yondri mengatakan, keberadaan batuan tegak yang diduga menhir itu masih perlu dipertanyakan. Sepasang batu tegak berbahan dasar batu andesit itu tingginya hampir sedada orang dewasa.

Biasanya, menhir digunakan oleh masyarakat pra sejarah untuk menghormati roh leluhurnya. “Dugaan ini diperkuat dengan adanya pohon hanjuang di belakang batu itu, Pohon ini biasanya menandakan tempat itu sakral,” ujar Luthfi yang sepakat apabila lokasi itu digunakan sebagai tempat pemujaan kepada roh leluhur.

Peneliti arkeologi zaman klasik, Endang Widyastuti mengaku, pihaknya masih belum dapat memastikan temuan batu yang diduga arca Ganesha. Secara fisik, kata Endang, ada beberapa ciri yang wajib dimiliki oleh sebuah arca Ganesha. “Dari pengamatan sekilas hanya ada bagian muka yang diduga mirip Ganesha tapi tidak ada atribut lainnya seperti pada arca-arca Ganesha yang ditemukan di wilayah Jawa Barat,” ujar Endang.

Atribut lainnya itu, sambung Endang, adanya goresan atau pahatan berbentuk camara, alat pengibas yang biasa dibawa Ganesha. Selain itu, telapak kakinya bertemu di bagian depan. “Atribut-atribut itu masih belum kami lihat,” tambahnya.

Berdasarkan hasil observasi awal itu, Desril mengungkapkan, pihaknya masih belum menentukan sikap untuk melanjutkan penelitian atas penemuan itu. Karena Balar Bandung belum memasukkan temuan tersebut ke dalam program kerja tahun 2013. “Tapi mungkin bisa dibuat untuk penelitian ad hoc,” imbuhnya. [153]

http://www.suarapembaruan.com/home/balai-arkeologi-pelajari-arca-diduga-ganesha/29128

No comments:

Post a Comment