Minggu, 09 Februari 2014
SITUS PIRAMIDA GUNUNG LALAKON
Gambar: Gunung Lalakon
Gunung Lalakon yang
terletak di Kec. Kutawaringin, Kab. Bandung, akhir-akhir ini menjadi
pusat perhatian bagi para pelaku sejarah dan para arkeolog. Bagaimana
tidak, Gunung Lalakon saat ini dihebohkan dengan dugaan keberadaan situs
mirip piramida dengan ketinggian mencapai 300 meter.
Keberadaan
Gunung Lalakon itu, menurut tokoh masyarakat setempat, Ayi Iskandar,
merupakan sebuah gunung yang sampai sekarang konon suka digunakan untuk
kegiatan mistik seperti meminta rejeki dan sebagainya. “Kata orang tua
jaman dahulu, ada seorang manusia sakti mandraguna. Konon untuk
membunuhnya, badannya harus dipisahkan menjadi tujuh bagian. Dan, salah
satu bagian tubuhnya dimakamkan di Gunung Lalakon. Orang itu yakni Eyang
Jagaraksa,” katanya.
Oleh
karena itu, kata dia, kampung yang berada di dekat Gunung Lalakon
diberi nama Kampung Badaraksa, Desa Jelegong, Kec. Kutawaringin, Kab.
Bandung, mengambil nama dari Eyang Jagaraksa.
Dani
Subrata, salah satu Tim Turangga Seta Bandung menuturkan, Gunung
Lalakon tidak terbentuk secara alamiah. Menurut dia, Gunung Lalakon
merupakan sebuah piramida peninggalan kerajaan zaman dahulu.
“Gunung Lalakon merupakan peninggalan Prabu Langgadarma. Kerajaan ini berdiri jauh sebelum Majapahit. Berdasarkan hasil geolistrik yang dilakukan LIPI, menunjukkan ada sebuah terap-terap piramida di dalam gunung itu,” katanya kepada "PRLM", Rabu (30/3).
http://gunungtoba2014.blogspot.com
Menurut dia, piramida itu sengaja ditimbun sekitar 500 tahun yang lalu, setelah rubuhnya Kerajaan Majapahit sekitar sekitar
abad 15. “Piramida itu ditimbun sengaja untuk menghindari penguasaan
manusia saat ini yang cenderung mengejar harta, tahta, dan kekuasaan,”
ucapnya menambahkan.
Sebelumnya, sejak Rabu
(16/3) lalu komunitas Pecinta Sejarah Nusantara Turangga Seta melakukan
penggalian di Gunung Lalakon sebagai salah satu upaya guna
menindaklanjuti hasil temuan uji geolistrik yang telah mereka lakukan
sebelumnya bersama tim peneliti.
Gambar: ditemukan batu bronjongan yg tersusun rapi
Belasan
anggota tim Turangga Seta dibantu oleh belasan warga sekitar, melakukan
penggalian di titik koordinat 6° 57,5' Lintang Selatan, 107° 31,239'
Bujur Timur, dan ketinggian 986 meter di atas permukaan laut.
(A-194/das)***
No comments:
Post a Comment