Gunung Padang "Beyond Imagination", Leluhur Indonesia Pakai Teknologi Canggih Ribuan Tahun Silam
30 Agustus 2013 11:30:00 WIB
WE.CO.ID, Jakarta - Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) yang
dalam dua tahun terakhir meneliti Situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa
Barat, menyimpulkan situs megalitikum yang diperkirakan lebih dari
piramida Mesir itu “beyond imagination".
Demikian butir isi laporan ahli geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) DR Danny Hilman Natawidjaja mewakili TTRM kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diperoleh WE Online, Jumat (30/8/2013). Laporan Review Dan Update Hasil Penelitian itu berjudul Gunung Padang: “Beyond Imagination” - Laporan Atas Progres Penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) di Gunung Padang.
Dalam laporan tersebut, Danny Hilman memaparkan data hasil penelitian TTRM yang memperlihatkan situs megalitikum Gunung Padang berupa struktur teras-teras yang tersusun dari batu-batu kolom basaltik andesit yang terlihat dipermukaan bukan hanya menutup bagian atas bukit seluas 50x150 m2 saja melainkan menutupi seluruh bukit seluas minimal 15 hektare. Hal itu sudah terbukti tanpa keraguan lagi setelah dilakukan pengupasan alang-alang dan pohon-pohon kecil di sebagian lereng timur oleh Tim Arkeologi pada Juli 2013. Batu batu kolom penyusun ini berat satuannya ratusan kilogram, berukuran diameter puluhan sentimeter dan panjang sampai lebih dari satu meter. Dapat dibayangkan mobilisasi dan pekerjaan menyusun kolom-kolom batu ini sama sekali bukan hal yang mudah. Kemudian tim melakukan lagi uji radiocarbon dating dari sampel tanah di dekat permukaan.
“Hasilnya menguatkan umur radiokarbon sebelumnya bahwa umur dari situs yang terlihat di permukaan ini adalah dalam kisaran 500 sampai 1000 tahun sebelum Masehi (2500 s/d 3000 tahun BP),” papar Danny.
“Jadi, Gunung Padang adalah monumen megah seperti Machu Pichu di Peru tapi umurnya jauh lebih tua di masa pra-sejarah Indonesia. Temuan ini saja sudah luarbiasa karena selain monumen megalitik yang besarnya sampai 10x Candi Borobudur juga umurnya membuktikan sudah ada peradaban tinggi di Indonesia pada masa pra-sejarah yang selama ini dianggap zaman berbudaya masih sederhana. Dengan kata lain hal ini akan mengubah sejarah Indonesia dan Asia tenggara”.
Dia menambahkan situs megalitikum Gunung Padang ternyata tidak hanya satu lapisan budaya yang terlihat di permukaan saja, seperti disimpulkan oleh penelitian Balai Arkeologi dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Arkenas) sebelumnya. Di bawah lapisan itu, ada lagi struktur bangunan yang lebih tua, berlapis-lapis sampai puluhan meter ke bawah. Hal ini sudah dibuktikan dengan baik oleh survei geologi dan geofisika bawah permukaan yang sudah dilakukan sangat komprehensif, yaitu dengan metoda georadar, geolistrik, geomagnet, dan pengambilan sampel bor.
Struktur bangunan yang lebih tua itu bukannya lebih sederhana melainkan justru struktur bangunan besar dari budaya lebih tinggi karena mengindikasikan bentukan geometri dinding dan ruang-ruang yang luar biasa, juga ditata dari susunan batu-batu kolom yang serupa.
“Ini adalah hasil karya sipil-arsitektur yang luar biasa hebat.”
Hasil penelitian dan eskavasi arkeologi yang dilakukan pada bulan Agustus 2012, Maret 2013, dan terakhir Juni-Juli 2013 berhasil membuktikan secara visual keberadaan lapisan budaya kedua itu yang hanya tertimbun satu sampai beberapa meter di bawah permukaan. Menurut TTRM, lapisan kedua itu sudah tersingkap ketika penggalian arkeologi yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Bandung pada 2005.
Ahli geologi lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menjelaskan semen purba ini mempunyai komposisi 45% mineral besi, 40% mineral silika, sedangkan sisanya mineral lempung dan sedikit karbon. Menurut Danny, komposisi tersebut jelas tidak bisa ditafsirkan sebagai tanah hasil pelapukan batuan atau hanya merupakan infiltrasi material yang dibawa air ke dalam tanah.
“Hasil analisa umur dengan radiocarbon dating dari beberapa sampel bor menunjukkan bahwa umur lapisan budaya di bawah permukaan ini adalah sekitar 4700 tahun SM atau lebih tua. Jadi lebih tua 2000 tahun dari Piramid Giza di mesir yang konon berumur sekitar 2700 tahun SM.”
“Sampai disini sudah cukup alasanuntuk Situs Gunung Padang menjadi prioritas nasional dan benar-benar ditangani secara sangat serius untuk menjadi proyek pemugaran situs kebanggaan nasional. Terlebih lagi temuan ini adalah hasil kerja bangsa sendiri tanpa bantuan pihak asing. Penemuan lapisan budaya kedua inisudah akan merubah sejarah tidak hanya Indonesia dan Asia Tenggara tapi sejarah peradaban dunia,” kata Danny.
Nurcholish MA Basyari (nurcholish@wartaekonomi.com)
Foto: Diolah dari TTRM
Sumber:
http://wartaekonomi.co.id/berita15840/gunung-padang-beyond-imagination-leluhur-indonesia-pakai-teknologi-canggih-ribuan-tahun-silam.html
Demikian butir isi laporan ahli geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) DR Danny Hilman Natawidjaja mewakili TTRM kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diperoleh WE Online, Jumat (30/8/2013). Laporan Review Dan Update Hasil Penelitian itu berjudul Gunung Padang: “Beyond Imagination” - Laporan Atas Progres Penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) di Gunung Padang.
Dalam laporan tersebut, Danny Hilman memaparkan data hasil penelitian TTRM yang memperlihatkan situs megalitikum Gunung Padang berupa struktur teras-teras yang tersusun dari batu-batu kolom basaltik andesit yang terlihat dipermukaan bukan hanya menutup bagian atas bukit seluas 50x150 m2 saja melainkan menutupi seluruh bukit seluas minimal 15 hektare. Hal itu sudah terbukti tanpa keraguan lagi setelah dilakukan pengupasan alang-alang dan pohon-pohon kecil di sebagian lereng timur oleh Tim Arkeologi pada Juli 2013. Batu batu kolom penyusun ini berat satuannya ratusan kilogram, berukuran diameter puluhan sentimeter dan panjang sampai lebih dari satu meter. Dapat dibayangkan mobilisasi dan pekerjaan menyusun kolom-kolom batu ini sama sekali bukan hal yang mudah. Kemudian tim melakukan lagi uji radiocarbon dating dari sampel tanah di dekat permukaan.
“Hasilnya menguatkan umur radiokarbon sebelumnya bahwa umur dari situs yang terlihat di permukaan ini adalah dalam kisaran 500 sampai 1000 tahun sebelum Masehi (2500 s/d 3000 tahun BP),” papar Danny.
“Jadi, Gunung Padang adalah monumen megah seperti Machu Pichu di Peru tapi umurnya jauh lebih tua di masa pra-sejarah Indonesia. Temuan ini saja sudah luarbiasa karena selain monumen megalitik yang besarnya sampai 10x Candi Borobudur juga umurnya membuktikan sudah ada peradaban tinggi di Indonesia pada masa pra-sejarah yang selama ini dianggap zaman berbudaya masih sederhana. Dengan kata lain hal ini akan mengubah sejarah Indonesia dan Asia tenggara”.
Dia menambahkan situs megalitikum Gunung Padang ternyata tidak hanya satu lapisan budaya yang terlihat di permukaan saja, seperti disimpulkan oleh penelitian Balai Arkeologi dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Arkenas) sebelumnya. Di bawah lapisan itu, ada lagi struktur bangunan yang lebih tua, berlapis-lapis sampai puluhan meter ke bawah. Hal ini sudah dibuktikan dengan baik oleh survei geologi dan geofisika bawah permukaan yang sudah dilakukan sangat komprehensif, yaitu dengan metoda georadar, geolistrik, geomagnet, dan pengambilan sampel bor.
Struktur bangunan yang lebih tua itu bukannya lebih sederhana melainkan justru struktur bangunan besar dari budaya lebih tinggi karena mengindikasikan bentukan geometri dinding dan ruang-ruang yang luar biasa, juga ditata dari susunan batu-batu kolom yang serupa.
“Ini adalah hasil karya sipil-arsitektur yang luar biasa hebat.”
Hasil penelitian dan eskavasi arkeologi yang dilakukan pada bulan Agustus 2012, Maret 2013, dan terakhir Juni-Juli 2013 berhasil membuktikan secara visual keberadaan lapisan budaya kedua itu yang hanya tertimbun satu sampai beberapa meter di bawah permukaan. Menurut TTRM, lapisan kedua itu sudah tersingkap ketika penggalian arkeologi yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Bandung pada 2005.
http://gunungtoba2014.blogspot.com
“Waktu itu disalahtafsirkan sebagai batuan dasar alamiah (sebagai quarry)
karena belum ditunjang oleh penelitian geologi yang komprehensif dan
tidak ditunjang oleh survei geofisika bawah permukaan. Lapisan kedua
ini juga disusun oleh batu-batu kolom andesit yang sama dengan yang di
atasnya namun susunannya terlihat lebih rapih dan sudah menggunakan
semacam material semen atau perekat diantaranya sebagai penguat.”Ahli geologi lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menjelaskan semen purba ini mempunyai komposisi 45% mineral besi, 40% mineral silika, sedangkan sisanya mineral lempung dan sedikit karbon. Menurut Danny, komposisi tersebut jelas tidak bisa ditafsirkan sebagai tanah hasil pelapukan batuan atau hanya merupakan infiltrasi material yang dibawa air ke dalam tanah.
“Hasil analisa umur dengan radiocarbon dating dari beberapa sampel bor menunjukkan bahwa umur lapisan budaya di bawah permukaan ini adalah sekitar 4700 tahun SM atau lebih tua. Jadi lebih tua 2000 tahun dari Piramid Giza di mesir yang konon berumur sekitar 2700 tahun SM.”
“Sampai disini sudah cukup alasanuntuk Situs Gunung Padang menjadi prioritas nasional dan benar-benar ditangani secara sangat serius untuk menjadi proyek pemugaran situs kebanggaan nasional. Terlebih lagi temuan ini adalah hasil kerja bangsa sendiri tanpa bantuan pihak asing. Penemuan lapisan budaya kedua inisudah akan merubah sejarah tidak hanya Indonesia dan Asia Tenggara tapi sejarah peradaban dunia,” kata Danny.
Nurcholish MA Basyari (nurcholish@wartaekonomi.com)
Foto: Diolah dari TTRM
Sumber:
http://wartaekonomi.co.id/berita15840/gunung-padang-beyond-imagination-leluhur-indonesia-pakai-teknologi-canggih-ribuan-tahun-silam.html
No comments:
Post a Comment