Ini Peneliti Swiss yang Ungkap Goa Maros
Para ilmuwan menemukan sejumlah lukisan kuno di beberapa gua di kawasan pedesaan Maros, Sulawesi Selatan.
Kota kecil di Sulawesi Selatan, Maros, menjadi sorotan dunia ilmu pengetahuan internasional saat ini. Di kawasan perbukitan karst itu, terdapat puluhan gua yang sudah dilukis oleh manusia sejak 39,9 ribu tahun yang lalu (tyl).
Pusat Arkeologi Nasional (Pusarnas) mengatakan penelitian di Maros ternyata sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Namun penelitian pertanggalan absolutnya baru bisa dilakukan tahun ini. Dan hasil pertanggalan dari Maros ini berdampak besar ke sejarah seni manusia.
Siapa yang meneliti lukisan gua di Maros pertama kali? Ternyata bukan peneliti dari Indonesia. Adalah kakak beradik Sarasin yang datang jauh dari Swiss yang melakukannya pertama kali.
Informasi awal mengenai arkeologi di Sulawesi diperoleh dari dua bersaudara asal Swiss, yaitu Fritz Sarasin dan Paul Sarasin. “Mereka melakukan penggalian di beberapa situs gua di Sulawesi selatan pada tahun 1920-an,” demikian penjelasan dari Pusarnas yang diterima Republika, Kamis (9/10)
Namun demikian, informasi mengenai keberadaan Lukisan dinding gua baru diketahui dari peneliti Belanda CHM Heeren-Palm pada tahun 1950-an dari Situs Leang PattaE, Maros. Tetapi sejak itu belum diketahui secara pasti mengenai umur dari lukisan dinding gua tersebut.
Penelitian kerjasama antara Pusat Arkeologi Nasional (Indonesia), Universitas Wollongong dan Universitas Griffith (Australia), Balai Peninggalan Cagar Budaya Makasar dan Balai Arkeologi Makasar akhirnya mengungkapkan misteri umur lukisan gua di Maros, Pangkep, Sulsel ini.
Dari hasil analisis terhadap endapan atmosphere yang membatu di atas beberapa lukisan gua, peneliti bisa menghitung bahwa umur lukisan gua di Maros mencapai nyaris 40 ribu tyl. Lukisan tertua di Maros, dan menjadi salah satu lukisan tertua di dunia saat ini, adalah sebuah top tangan berwarna merah kecokelatan.
Sebagai perbandingan, sebelum umur lukisan top tangan di Maros ini muncul ke publik, para arkeolog di dunia beranggapan bahwa lukisan dinding gua muncul pertama kali di Eropa. Hal itu didukung oleh penemuan lukisan sederhana (non-figurative) di situs El Castillo, Spanyol yang berumur sekitar 41 ribu tyl.
“Ini memberikan gambaran bahwa manusia complicated awal yang telah menghuni kawasan Sulawesi Selatan telah mengenal seni cadas (rock art) sebagaimana yang terjadi di Eropa pada waktu yang hampir bersamaan,” demikian Pusarnas. [ROL]
Article source: "http://www.theglobejournal.com/Seni-Budaya/ini-peneliti-swiss-yang-ungkap-goa-maros/index.php"
Kota kecil di Sulawesi Selatan, Maros, menjadi sorotan dunia ilmu pengetahuan internasional saat ini. Di kawasan perbukitan karst itu, terdapat puluhan gua yang sudah dilukis oleh manusia sejak 39,9 ribu tahun yang lalu (tyl).
Pusat Arkeologi Nasional (Pusarnas) mengatakan penelitian di Maros ternyata sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Namun penelitian pertanggalan absolutnya baru bisa dilakukan tahun ini. Dan hasil pertanggalan dari Maros ini berdampak besar ke sejarah seni manusia.
Siapa yang meneliti lukisan gua di Maros pertama kali? Ternyata bukan peneliti dari Indonesia. Adalah kakak beradik Sarasin yang datang jauh dari Swiss yang melakukannya pertama kali.
Informasi awal mengenai arkeologi di Sulawesi diperoleh dari dua bersaudara asal Swiss, yaitu Fritz Sarasin dan Paul Sarasin. “Mereka melakukan penggalian di beberapa situs gua di Sulawesi selatan pada tahun 1920-an,” demikian penjelasan dari Pusarnas yang diterima Republika, Kamis (9/10)
Namun demikian, informasi mengenai keberadaan Lukisan dinding gua baru diketahui dari peneliti Belanda CHM Heeren-Palm pada tahun 1950-an dari Situs Leang PattaE, Maros. Tetapi sejak itu belum diketahui secara pasti mengenai umur dari lukisan dinding gua tersebut.
Penelitian kerjasama antara Pusat Arkeologi Nasional (Indonesia), Universitas Wollongong dan Universitas Griffith (Australia), Balai Peninggalan Cagar Budaya Makasar dan Balai Arkeologi Makasar akhirnya mengungkapkan misteri umur lukisan gua di Maros, Pangkep, Sulsel ini.
Dari hasil analisis terhadap endapan atmosphere yang membatu di atas beberapa lukisan gua, peneliti bisa menghitung bahwa umur lukisan gua di Maros mencapai nyaris 40 ribu tyl. Lukisan tertua di Maros, dan menjadi salah satu lukisan tertua di dunia saat ini, adalah sebuah top tangan berwarna merah kecokelatan.
Sebagai perbandingan, sebelum umur lukisan top tangan di Maros ini muncul ke publik, para arkeolog di dunia beranggapan bahwa lukisan dinding gua muncul pertama kali di Eropa. Hal itu didukung oleh penemuan lukisan sederhana (non-figurative) di situs El Castillo, Spanyol yang berumur sekitar 41 ribu tyl.
“Ini memberikan gambaran bahwa manusia complicated awal yang telah menghuni kawasan Sulawesi Selatan telah mengenal seni cadas (rock art) sebagaimana yang terjadi di Eropa pada waktu yang hampir bersamaan,” demikian Pusarnas. [ROL]
Article source: "http://www.theglobejournal.com/Seni-Budaya/ini-peneliti-swiss-yang-ungkap-goa-maros/index.php"
No comments:
Post a Comment