Kamis, 19 Desember 2013 | 20:17 WIB
KOMPAS.com — Peta fosil genetik atau genom yang dilaporkan dari gua Denisova di Pegunungan Altai, Siberia, diperkirakan berusia lebih dari 50.000 tahun. Gua itu adalah rumah pada waktu terpisah untuk Neanderthal dan yang disebut Denisovan, dua keluarga manusia purba yang kini sudah punah.
Menambah bukti dari garis keluarga manusia, studi genom Neanderthal baru yang dirilis pada jurnal Nature
juga menunjukkan bahwa spesies manusia kuno lain, yang belum diketahui,
berbagi gen dengan yang lainnya. Para penulis penelitian berpendapat
bahwa itu adalah Homo erectus, salah satu spesies manusia paling awal yang pertama muncul sekitar 1,8 juta tahun lalu.
Laporan
yang dipimpin oleh Jerman Kay Prüfer dari Max Planck Institute for
Evolutionary Anthropology di Leipzig didasarkan pada hasil genetika
prasejarah yang menentang teori bahwa manusia modern muncul benar-benar
dari satu migrasi "di luar Afrika" lebih dari 60.000 tahun lalu, yang
menyebar di seluruh dunia tanpa kawin dengan manusia lain.
Orang-orang yang bukan berasal dari Afrika memiliki 1,5 persen sampai 2,1 persen gen Neanderthal,
menurut penelitian, dengan proporsi yang lebih tinggi di antara orang
Asia dan penduduk asli Amerika. Demikian pula, 5 persen dari genom
orang-orang keturunan Australia dan Papua Niugini terlihat layaknya Denisovan, seperti halnya 0,2 persen gen orang Asia.
Temuan menunjukkan, Neanderthal dan Denisovan memisahkan diri dari spesies manusia sebelumnya sekitar 600.000 tahun lalu. Sementara itu, Neanderthal dan Denisovan mungkin berpisah 400.000 tahun yang lalu.
Keakuratan dari genom Neanderthal sebenarnya memungkinkan para peneliti untuk menyatakan bahwa Neanderthal yang ditemukan di Gua Denisova kurang erat kaitannya dengan orang modern dibandingkan dengan Neanderthal yang ditemukan di sebuah situs di Kaukasus.
Hanya 96 gen yang bertugas untuk membuat protein dalam sel menjadi perbedaan antara manusia modern dan Neanderthal. Menariknya, beberapa perbedaan gen melibatkan respons imun dan perkembangan sel-sel otak pada manusia.
Dalam studi ini, para penulis melaporkan bukti bahwa perbandingan mendalam ada pada genom Neanderthal baru dan Denisovan. (Rangga Rahadiansyah/National Geographic Indonesia)
Editor | : Yunanto Wiji Utomo |
Sumber:
http://sains.kompas.com/read/2013/12/19/2017530/Riset.Genetik.Beri.Petunjuk.Adanya.Spesies.Manusia.Misterius?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news
No comments:
Post a Comment