Leang Petta Kere, Jejak Peninggalan Manusia Purba di Maros
detikTravel Community - Bagi
penyuka wisata sejarah, ada baiknya berkunjung ke Leang Petta Kere yang
berada di Sulawesi Selatan. Obyek wisata ini berada di area Taman
Prasejarah Leang-Leang. Leang sendiri dalam bahasa setempat berarti gua.
Leang Petta Kere berada di sisi jalan Poros Leang-Leang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Waktu tempuhnya sekitar 1 jam dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Gua yang terletak di perbukitan karst Maros-Pangkep ini menyimpan peninggalan pra sejarah yang diperkirakan ada sejak sekitar 5000 tahun sebelum Masehi.
Leang Petta Kere memiliki jejak peninggalan arkeologi, terlihat dari lukisan yang terdapat pada dinding gua berupa gambar telapak tangan dan gambar babi rusa. Disebut babi rusa karena gambarnya berbentuk babi, namun kepalanya seperti kepala rusa.
Menuju Leang Petta Kere, dari arah Makassar berarti menuju ke arah lokasi wisata air terjun Bantimurung. Sepuluh menit sebelum sampai air terjun, ada belokan ke kiri menuju Taman Prasejarah Leang-Leang. Setelah tiba di sana, wisatawan akan melewati sebuah taman yang banyak terdapat batu-batu tegak kehitaman dan kemudian melewati sebuah jembatan kecil dengan sungai kecil berair jernih di bawahnya.
Pada jalan menuju gua terdapat banyak pohon besar dan tinggi. Jalan menuju lokasi menanjak, namun sudah tersedia anak tangga. Sekitar 50 meter sebelum sampai lokasi, terdapat jalur bercabang yang akan bertemu kembali di depan gua. Kita bisa melewati jalur sebelah kiri dulu dan pulangnya melewati jalur yang satunya lagi agar dapat melihat pemandangan dari sisi yang berbeda.
Informasi menunjukkan, gua ini terletak pada ketinggian 45 mdpl. Meskipun berada pada tebing bukit, pada bagian pintu gua yang menghadap ke sebelah barat, masih terdapat lantai yang menjorok keluar selebar 1-2 meter dan berfungsi sebagai pelataran gua.
Selain lukisan pada dinding gua, ditemukan juga peninggalan arkeologi berupa serpih bilah alat batu dan mata panah yang tersimpan di sebuah museum yang terletak di Taman Leang-Leang.
Apabila ingin melihat lukisan dinding, kita harus menaiki anak tangga dari besi yang cukup tinggi. Di bagian atas terdapat pintu yang terkunci, namun kita dapat masuk dengan izin petugas yang akan mendampingi wisatawan menuju lokasi lukisan.
Kepada petugas kita dapat menanyakan secara detail tentang seluk beluk peninggalan jaman purba tersebut. Perlu diketahui, bahwa pintu pagar ini selalu dikunci untuk menghindari tangan-tangan jahil yang bukan saja akan mencorat-coret dinding namun bisa saja bahkan merusak lukisan dinding peninggalan jaman purba tersebut.
Terdapat lukisan dinding berupa beberapa gambar telapak tangan berwarna putih dan dua gambar babi rusa berwarna merah kecoklatan. Takjub juga membayangkan bagaimana dulu manusia purba yang menghuni gua tersebut melukisnya, mengingat lokasinya yang cukup tinggi serta berada di tebing yang terjal.
Meski suasana pada siang hari saat kami berkunjung ke sana sangat sepi, namun Leang Petta Kere ini tetap menyimpan salah satu kehidupan manusia purba di masa silam yang sangat menarik.
Sumber:
http://travel.detik.com/read/2014/06/20/152900/2605975/1025/leang-petta-kere-jejak-peninggalan-manusia-purba-di-maros
Leang Petta Kere berada di sisi jalan Poros Leang-Leang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Waktu tempuhnya sekitar 1 jam dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Gua yang terletak di perbukitan karst Maros-Pangkep ini menyimpan peninggalan pra sejarah yang diperkirakan ada sejak sekitar 5000 tahun sebelum Masehi.
Leang Petta Kere memiliki jejak peninggalan arkeologi, terlihat dari lukisan yang terdapat pada dinding gua berupa gambar telapak tangan dan gambar babi rusa. Disebut babi rusa karena gambarnya berbentuk babi, namun kepalanya seperti kepala rusa.
Menuju Leang Petta Kere, dari arah Makassar berarti menuju ke arah lokasi wisata air terjun Bantimurung. Sepuluh menit sebelum sampai air terjun, ada belokan ke kiri menuju Taman Prasejarah Leang-Leang. Setelah tiba di sana, wisatawan akan melewati sebuah taman yang banyak terdapat batu-batu tegak kehitaman dan kemudian melewati sebuah jembatan kecil dengan sungai kecil berair jernih di bawahnya.
Pada jalan menuju gua terdapat banyak pohon besar dan tinggi. Jalan menuju lokasi menanjak, namun sudah tersedia anak tangga. Sekitar 50 meter sebelum sampai lokasi, terdapat jalur bercabang yang akan bertemu kembali di depan gua. Kita bisa melewati jalur sebelah kiri dulu dan pulangnya melewati jalur yang satunya lagi agar dapat melihat pemandangan dari sisi yang berbeda.
Informasi menunjukkan, gua ini terletak pada ketinggian 45 mdpl. Meskipun berada pada tebing bukit, pada bagian pintu gua yang menghadap ke sebelah barat, masih terdapat lantai yang menjorok keluar selebar 1-2 meter dan berfungsi sebagai pelataran gua.
Selain lukisan pada dinding gua, ditemukan juga peninggalan arkeologi berupa serpih bilah alat batu dan mata panah yang tersimpan di sebuah museum yang terletak di Taman Leang-Leang.
Apabila ingin melihat lukisan dinding, kita harus menaiki anak tangga dari besi yang cukup tinggi. Di bagian atas terdapat pintu yang terkunci, namun kita dapat masuk dengan izin petugas yang akan mendampingi wisatawan menuju lokasi lukisan.
Kepada petugas kita dapat menanyakan secara detail tentang seluk beluk peninggalan jaman purba tersebut. Perlu diketahui, bahwa pintu pagar ini selalu dikunci untuk menghindari tangan-tangan jahil yang bukan saja akan mencorat-coret dinding namun bisa saja bahkan merusak lukisan dinding peninggalan jaman purba tersebut.
Terdapat lukisan dinding berupa beberapa gambar telapak tangan berwarna putih dan dua gambar babi rusa berwarna merah kecoklatan. Takjub juga membayangkan bagaimana dulu manusia purba yang menghuni gua tersebut melukisnya, mengingat lokasinya yang cukup tinggi serta berada di tebing yang terjal.
Meski suasana pada siang hari saat kami berkunjung ke sana sangat sepi, namun Leang Petta Kere ini tetap menyimpan salah satu kehidupan manusia purba di masa silam yang sangat menarik.
Sumber:
http://travel.detik.com/read/2014/06/20/152900/2605975/1025/leang-petta-kere-jejak-peninggalan-manusia-purba-di-maros
No comments:
Post a Comment