Kapan Manusia Modern Berpisah dengan Neanderthal?
Rabu, 23 Oktober 2013 | 22:28 WIB
KOMPAS.com - Dalam silsilah manusia prasejarah,
Neanderthal merupakan kerabat terdekat kita. Kita sangat dekat, bahkan
spesies kita saling kawin dengan mereka. Jika melacak balik ke garis
keturunan, pasti setidaknya ada satu nenek moyang yang sama antara Homo sapiens dan Neanderthal dalam satu waktu di masa pra sejarah.
Tetapi,
siapakah manusia misterius tersebut? Memilih siapa nenek moyang
langsung di catatan fosil cukup pelik. Untuk mengetahui kapan nenek
moyang bersama antara Homo sapiens dan Neanderthal, para
paleoanthropolog telah melakukan pencarian pada bukti-bukti genetik dan
anatomik.
Dalam lima tahun terakhir, anthropolog telah
menggunakan DNA untuk merekonstruksi evolusi sejarah manusia. Peneliti
telah mengindikasikan kisaran waktu saat nenek moyang bersama dari garis
keturunan kita dan Neanderthal mungkin pernah hidup.
Tanggalnya
berada di kisaran antara 800 ribu sampai sekitar 300 ribu tahun lalu,
dengan banyak yang memperkirakan, waktunya di antara kisaran 400 ribu
tahun lalu. Menurut sejumlah studi, kurun waktu ini tampaknya cocok
dengan waktu punahnya spesies Homo heidelbergensis, yang ditemukan di Afrika, Eropa, dan kemungkinan juga di Asia.
Tetapi,
bisa jadi tidak demikian. Sebuah studi baru berteori bahwa nenek moyang
bersama Homo sapiens dan Neanderthal hidup jauh lebih dulu dibanding
perkiraan, namun belum ada bukti-bukti fosil yang ditemukan.
Apa yang baru?
Dalam
sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National
Academy of Sciences, Aida Gomez-Robles, anthropolog asal George
Washington University dan rekan-rekannya beralih ke gigi untuk menguji
apa yang diperoleh dari genetik.
Menggunakan koleksi 1.200 gigi
geligi dari berbagai manusia prasejarah, peneliti berhasil memfokuskan
tanda tertentu pada gigi. Tanda ini kemudian digunakan untuk
merekonstruksi bentuk gigi dari nenek moyang bersama pada titik penting
dalam sejarah evolusi.
Logika di balik metode ini, kata
Gomez-Robles, adalah bahwa "bentuk gigi yang paling memungkinkan dari
spesies nenek moyang adalah bentuk yang diamati pada kedua spesies
bersaudara." Dalam kasus Homo sapiens dan Neanderthal, garis keturunan
keduanya diperkirakan memiliki gigi dengan bentuk dan anatomi yang
berada di tengah-tengah kedua spesies.
Dengan mempertimbangkan
bentuk hipotetis tersebut, Gomez-Robles dan peneliti lainnya
membandingkan apa yang diharapkan dari temuan fosil sejauh ini."Jika
sebuah spesies fosil sangat mirip dengan morfologi nenek moyang, maka
artinya spesies tersebut kemungkinan merupakan nenek moyang," kata
Gomez-Robles, meski ia menekankan bahwa persamaan lebih memungkinkan
dibandingkan dengan bukti nyata terkait leluhur.
Mengapa penting?
Perkiraan berdasarkan DNA menunjukkan bahwa nenek moyang bersama terakhir dari H. sapiens dan Neanderthal hidup sekitar 400 ribu tahun lalu. Ini membuat H. heidelbergensis, spesies yang menyebar luas di kurun waktu tersebut, kemungkinan merupakan kandidat yang baik untuk leluhur yang dimaksud.
Namun,
studi baru ini berkontradiksi dengan pemikiran tersebut. Rekonstruksi
gigi dari leluhur bersama manusia dan Neanderthal yang dibuat oleh
Gomez-Robles dan rekan-rekannya tidak sama dengan gigi milik H. heidelbergensis.
Bahkan,
peneliti menemukan bahwa tak satupun spesies manusia yang hidup di
kurun waktu yang diprediksikan oleh data genetik cocok dengan pola gigi
yang dibuat oleh studi di atas. Selain itu, "Spesies Eropa yang
kemungkinan menjadi kandidat menunjukkan persamaan morfologis dengan
Neanderthal," sebut Gomez-Robles yang mengindikasikan bahwa
manusia-manusia ini sudah berada di sisi Neanderthal saat terpisah.
Ini
mengindikasikan bahwa leluhur bersama H. sapiens dan Neanderthal hidup
dalam kurun waktu yang lebih awal, mungkin hingga satu juta tahun yang
lalu.
Apa artinya?
Paleoantropolog belum
menemukan leluhur bersama kita dengan Neanderthal. Melacak manusia yang
sulit dipahami ini membutuhkan kita mengamati koleksi museum dan
melanjutkan studi di lapangan.
Dari hasil studi baru ini,
Gomez-Robles menyebutkan bahwa "kami berpendapat bahwa kandidat ini
haris dicari di Afrika." Saat ini, fosil berusia satu juta tahun miliki
manusia prasejarah H. rhodesiensis dan H. erectus tampak menjanjikan.
Titik
penting dari pra sejarah manusia di Afrika masih kabur. "Tidak banyak
fosil Afrika tersisa yang berasal dari satu juta tahun lalu," kata
Gomez-Robles, dan fosil yang sudah ditemukan sering kali merupakan H. erectus.
Tetapi,
apakah mereka benar-benar milik spesies tersebut? Mungkin ada manusia
yang belum diketahui tersembunyi di antara fosil-fosil tersebut dan
manusia ini mungkin menjadi kunci untuk memecahkan teka-teki kapan nenek
moyang kita berpisah dari Neanderthal.
Terkait apakah spesies
tersebut akan ditemukan di lapangan atau bersembunyi di balik sisa-sisa
dan serpihan rusak fosil yang sudah dikumpulkan, masih merupakan misteri
yang menunggu dipecahkan.
(Brian Switek/National Geographic Indonesia)
Editor | : Yunanto Wiji Utomo |
Sumber:
http://sains.kompas.com/read/2013/10/23/2228017/Kapan.Manusia.Modern.Berpisah.dengan.Neanderthal.?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news
No comments:
Post a Comment