Mengungkap Misteri Taman Gantung Babilonia yang tidak ”tergantung”
Melalui
berbagai kepustakaan, saya menemukan jawaban bahwa sesungguhnya taman
gantung tidak tergantung dalam makna harfiah. Kesalahan penafsiran ini
disebabkan kesalahan penerjemahan kremastos dalam bahasa Yunani atau pensilis dalam bahasa Latin yang artinya bukan hanya “tergantung”, tetapi juga “menjorok” seperti balkon atau teras.
Taman
Gantung Babilonia atau dikenal pula sebagai Taman Tergantung Semiramis
merupakan salah satu tujuh kejaiban dunia kuno yang disebut oleh
Antipater Sidon dalam puisinya. Kemungkinan Taman Gantung Babilonia
terletak di tepi timur Sungai Eufrat, sekitar 50 kilometer selatan Kota
Baghdad, Irak tepatnya di kota Al-Hillah.
http://gunungtoba2014.blogspot.com
Kembali ke Peradaban Mesopotamia
Babilonia
merupakan negara purba yang terletak di Selatan Mesopotamia. Daerah
Mesopotamia diapit dua aliran sungai, yaitu sungai Eufrat dan Tigris.
Tanah di sekitar dua sungai tersebut sangat subur dan luas namun
pertahanan alamnya kurang memadai sehingga menjadi sasaran bangsa-bangsa
sekitarnya untuk dikuasai.
Bangsa
pertama yang menduduki Mesopotamia adalah Sumeria pada sekitar 3000 SM.
Peninggalan Bangsa Sumeria yang terpenting adalah Ziggurat yang
berfungsi sebagai tempat pemujaan. Tulisan paku (cuneiform) yang kemudian dikembangkan oleh Bangsa Romawi menjadi huruf latin juga merupakan peninggalan Bangsa Sumeria.
Bangsa Sumeria memperkenalkan sistem angka hitungan dengan dasar 60 (sixagesimal).
Pengetahuan ini menjadi dasar perhitungan waktu yang kita gunakan
sekarang ini. Mereka menghitung satu jam sama dengan 60 menit dan satu
menit sama dengan 60 detik.
Kekuasaan
Banga Sumeria berakhir pada 2350 SM setelah ditaklukkan oleh Bangsa
Akkadia di bawah kepemimpinan Sargon. Kata Babilon berasal dari Bahasa
Akkadia yang berarti gerbang tuhan.
Kebudayaan
Bangsa Akkadia dan Sumeria tidak jauh berbeda. Bangsa Akkadia meniru
kebudayaan Bangsa Sumeria yang lebih berkembang. Bahkan beberapa
kebudayaan berakulturasi sehingga melahirkan Kebudayaan Sumer-Akkad.
Sekitar
1900 SM Bangsa Akkadia dikalahkan oleh Bangsa Amorit. Mereka mendirikan
Kerajaan Babilonia dengan ibukota di Babilon. Kerajaan Babilonia
mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan Raja Hammurabi.
alah satu peninggalan yang paling bernilai adalah Codex Hammurabi. Menurut kepercayaan mereka, Codex Hammurabi berisi hukum yang berasal dari pemberian Dewa Marduk-tuhan tertinggi. Agar senantiasa ditaati masyarakat, Codex Hammurabi
yang merupakan peraturan tertulis pertama di dunia dipahat di balok
batu hitam dan ditempatkan di tengah ibukota. Pembalasan yang menjadi
inti Codex Hammurabi membuktikan bahwa sejak abad 18 sudah ada
pemimpin yang memperlakukan anggota masyarakatnya dengan adil dan
bijaksana demi tercapainya ketertiban masyarakat.
Setelah
Hammurabi meninggal dunia, Bangsa Babilonia terpecah belah dan
diruntuhkan oleh Bangsa Huthit/Hittit. Selanjutnya pada 1200 SM
Mesopotamia dikuasai oleh Bangsa Assyria.
Bangsa
Assyria berhasil membentuk imperium yang besar dengan menaklukkan
bangsa-bangsa di sekitarnya sehingga digelari Bangsa Roma dari Asia.
Pertahanan Bangsa Assyria yang bercorak militer dilihat dari pasukan
infantri, kavaleri dan tentara yang banyak serta kereta perang yang
sangat kuat.
Selain mengembangkan sistem pemerintahan diktator
militer, Bangsa Assyria juga memajukan pendidikan dan pengetahuan.
Assurbanipal, seorang Raja Assyria, membuat 22000 buah lempengan tanah
liat yang memuat tulisan tentang hal keagamaan, sastra, pengobatan,
matematika, ilmu pengetahuan alam, kamus dan sejarah.
Lempengan-lempengan tersebut disimpan di perpustakaan Niniveh yang kini
menjadi perpustakaan tertua di dunia.
Pada
612 SM, Bangsa Assyria hancur oleh serangan Bangsa Khaldea. Di bawah
kepemimpinan Raja Nabopalassar, Bangsa Khaldea membangun kembali Kota
Babilon dan menjadikannya sebagai pusat Kerajaan Babilonia Baru. Bangsa
Khaldea mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja
Nebukadnezar. Seorang sejarawan Mesir kuno, Herodotus, menyatakan bahwa
keindahan Kota Babilon melampaui keindahan kota-kota tersohor di dunia.
Bukti Cinta
Peninggalan
Bangsa Babilon Baru yang paling menarik adalah menara babel yang
berfungsi sebagai mercusuar dan keindahan taman gantung.
Taman
gantung dibangun oleh Raja Nebukadnezar-cucu Raja Hammurabi juga anak
Raja Nabopalassar-sekitar tahun 600 SM untuk melipur kesedihan istrinya,
Amytis, yang merindukan pohon-pohon dan tanaman-tanaman wangi yang
tumbuh di kampung halamannya, Persia. Amytis berasal dari Media yang
keadaan lahannya bertolak belakang dengan Babilonia, penuh dengan padang
rumput hijau dan bergunung-gunung. Pernikahan Nebukadnezar dengan
Amytis bertujuan politik, yaitu untuk membentuk aliansi antar bangsa.
Konstruksi dan Dimensi Taman Gantung
Ahli
sejarah Yunani, Strabo dan Diodorus Siculus mencatat tentang arsitektur
taman gantung yang luar biasa memukau. Strabo melukiskan teras berkubah
yang saling bertumpu ke atas dan berdiri di atas fondasi berbentuk
seperti kubus. Bagian dalam taman berongga dan berisi tanah sehingga
memungkinkan pepohonan besar ditanam. Taman berbentuk segi empat dengan
panjang masing-masing sisi berukuran empat plethra. Teras, termasuk
fondasi dan atapnya, terbuat dari batu bata dan aspal. Terdapat tangga
bersekrup untuk menuju atap teras teratas. Para budak menyalurkan air
terus menerus dari Sungai Eufrat ke taman melewati tangga. Dari puncak
teras terlihat pemandangan Kerajaan Babilonia dan sekitarnya.
Sedangkan
Diodorus Siculus mendeskripsikan bahwa jalan menuju taman terjal
seperti bukit dan beberapa bagian struktur bangunan menanjak dari satu
anak tangga ke anak tangga lainnya seperti tanah yang ditumpuk-tumpuk.
Konstruksi taman gantung terdiri dari lempeng batu besar yang dilapisi
buluh, aspal dan batu ubin. Atasnya disalut lembaran timah agar hujan
yang membasahi tanah tidak membuat fondasi lapuk. Terbentang tanah yang
luas untuk ditanami pepohonan besar. Mesin mengangkat air dalam jumlah
besar dari sungai, meskipun tidak seorang pun melihatnya dari luar.
Ukuran dan pesona berbagai jenis pohon yang tumbuh memberikan kesenangan
bagi orang-orang yang menyaksikannya.
Philo
dari Byzantium menerangkan bahwa tanaman dibudidayakan dengan cara
hidroponik yaitu ditanam di atas permukaan tanah namun akar tanaman
tertanam di teras bukan di bumi. Keseluruhan massa ditopang pilar-pilar
batu. Air yang memancur dari atas mengalir turun di saluran air yang
landai. Seluruh taman disiram agar akar pepohonan berair dan menjaga
seluruh area taman lembap. Dengan demikian, rerumputan tetap hijau dan
dedaunan tumbuh subur. Pengairan tersebut merupakan sebuah karya seni
Babilonia yang mewah. Dan hal yang paling mencengangkan adalah ketika
para pekerja yang membudidayakan tanaman berjuntai di atas kepala
penonton.
Pada
abad 16 seorang pelukis Belanda, Martin Heemskerck, mereka-reka Taman
Gantung Babilonia dalam lukisannya. Dia melukis taman gantung dengan
latar belakang Menara Babel. Tiap-tiap teras bersusun ke atas seperti Syrinx-Seruling
Pan-yang terbuat dari beberapa tabung dengan dengan ukuran panjang yang
tidak sama. Bentuknya yang menyerupai gedung teater diapit dinding
setebal 26 kaki. Atap teras terbuat dari bebatuan yang di atasnya
terdapat setumpuk alang-alang dengan bitumen dalam jumlah besar,
kemudian dirangkap batu bata yang berisi gips, dan atasnya disalut
timbal agar kelembapan tanah tidak merembes. Tanah digali cukup dalam
agar berbagai macam pohon besar tumbuh. Terdapat pula lintasan saluran
air menuju teras teratas dan mesin untuk mengangkat air dalam jumlah
besar dari sungai, yang prosesnya tidak dapat dilihat dari luar.
Mengenai
dimensi Taman Gantung Babilonia, tidak ada kesepakatan dari ahli
sejarah Yunani. Menurut Diodorus Siculus, taman berukuran lebar sekitar
400 kaki, panjang 400 kaki dan tinggi hampir 80 kaki. Strabo menyebutkan
panjang dan lebar taman gantung adalah 4 plethra atau kira-kira 400
kaki. Sedangkan versi lain menyatakan bahwa tinggi taman gantung sama
dengan tembok kota Babilon yang menurut Herodotus berukuran 320 kaki.
Sistem Pengairan
Kota
Babilon merupakan daerah kering dan bercurah hujan sedikit. Dibutuhkan
teknologi sistem pengairan yang maju agar tanaman tumbuh subur. Dari
penggalian ditemukan terowongan dan sistem katrol kompleks yang
mengangkat air ke teras atas.
Air
dipindahkan dengan menggunakan kincir air tipe rantai. Seperti lift,
kincir air terdiri dari katrol atas dan bawah. Ember digantung di rantai
yang menghubungkan katrol atas dan bawah. Tenaga para budak
didayagunakan untuk menaikturunkan ember. Dua katrol besar berputar agar
ember menciduk air dari kolam bawah dan menuangnya ke kolam atas.
Kemudian ember kosong berputar kembali ke kolam bawah untuk diisi ulang.
Air kolam atas dikeluarkan melalui saluran air yang didesain khusus
seperti anak sungai buatan.
Penyiraman
dilakukan secara cermat karena taman beresiko runtuh jika air terlalu
banyak diserap pilar dan fondasi yang menopang taman. Sungguh merupakan
teknologi canggih pada masanya.
Taman Gantung Hanya Legenda?
Terdapat
beberapa kontroversi apakah taman gantung benar-benar ada atau hanya
syair karena kurangnya dokumentasi dalam sejarah Babilonia. Dalam
tulisan-tulisan kuno Taman Gantung Babilonia pertama kali diceritakan
oleh Berossus, seorang imam Babilonia yang hidup di akhir abad 4 SM.
Kemudian cerita ini dikembangkan oleh ahli sejarah Yunani.
Lempengan
batu dari pemerintahan Nebukadnezar mendeskripsikan secara detil
tentang tembok dan istana Kota Babilon, namun tidak ada yang
mendeskripsikan tentang taman gantung. Justru Bangsa Yunani yang banyak
mendeskripsikan tentang taman gantung. Sebagian ahli sejarah yakin bahwa
Taman Gantung Babilonia hanya legenda yang diceritakan pasukan
Alexander Agung saat mereka kembali ke Yunani. Mereka mengagumi tanaman
yang tumbuh subur di Mesopotamia, istana Nebukadnezar, Menara Babel dan
Ziggurat. Kekaguman mereka disajikan dalam bentuk syair puitis.
Taman Gantung di Indonesia
Taman
Wisata Mekarsari merupakan lokasi pelestarian keanekaragaman hayati
buah-buahan tropika di Bogor. Salah satu wahananya adalah Bangunan Air
Terjun atau dikenal pula dengan nama Puri Tirto Sari. Bangunan Air
Terjun menjadi ikon Mekarsari dan merupakan gedung air terjun terbesar
di Indonesia.
Arsitekturnya
menyerupai Taman Gantung Babilonia. Bangunan tersebut seperti bukit
dengan air terjun yang mengalir deras dari lantai 7. Tiap-tiap lantai
juga terdapat pepohonan hias.
Nah, kini kehausanku akan sejarah Taman Gantung Babilonia
sudah terpuaskan. Arsitektur taman gantung memberikan pesona tersendiri
bagi yang melihatnya, bahkan yang menjelajahinya melalui kepustakaan
seperti saya, meskipun keberadaannya masih misteri.
Sumber:
http://bagusseven.blogspot.com/2012/03/mengungkap-misteri-taman-gantung.html
No comments:
Post a Comment