Banyak Temuan Baru di Gunung Padang
Pemerintah
akan memberikan perhatian yang serius terhadap situs ini.
JAKARTA
– Saat ini penelitian tentang Situs Gunung Padang mengalami
sejumlah kemajuan. Tim peneliti situs ini banyak mendapatkan temuan.
Geolog dari Institut Teknologi Bandung
(ITB), Danny Hilman, mengatakan hal ini kepada SH,
Kamis (2/10) malam. “Banyak temuan baru,” ujarnya. Namun, ia baru
bisa menjelaskan secara detail temuan-temuan tersebut pada akhir
pekan ini.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti menyebutkan, penelitian situs Gunung Padang tidak lepas dari pengganggaran yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Menurutnya, anggaran untuk penelitian Gunung Padang terbagi menjadi tiga tahap, tahap pertama hingga tahap ketiga. Pada tahap pertama, Kemendikbud mengalokasikan dana sekitar Rp 3 miliar.
Dana tersebut diprioritaskan guna penyelesaian penelitian situs ini oleh tim nasional. “Jadi, tidak benar informasi yang mengatakan, ada anggaran mencapai sekian triliun rupiah untuk situs Gunung Padang. Hanya beberapa miliar saja kok,” ucapnya kepada SH di gedung Kemendikbud, beberapa waktu lalu.
Perlindungan dan Pelestarian
Setelah selesai proses tahap pertama, tahap berikutnya, menurut Wiendu, anggaran akan difokuskan untuk perlindungan dan pelestarian situs. Tahap perlindungan dan pelestarian tersebut bertujuan menjaga agar Gunung Padang tidak mengalami erupsi. “Caranya, antara lain dengan diturap atau dicegah agar situs tidak rusak, misalnya oleh erupsi atau bencana alam lainnya,” katanya.
Setelah itu, anggaran akan difokuskan bagi tahap promosi pariwisata. Dengan demikian, situs itu bisa menjadi sumber penggerak untuk mengembangkan wilayah dan komunitas sekitar.
Saat ini, menurut Wiendu, ada informasi yang menyebutkan, kunjungan wisata ke Gunung Padang setiap Minggu mencapai 2.000 orang. Berarti, rata-rata kunjungan wisatawan per minggu 2.500-3.000 wisatawan. Jika dikalikan empat, kunjungan wisatawan per bulan di situs ini dapat mencapai 12.000 orang per bulan. “Bisa dibayangkan, bukit sekecil itu apabila dikunjungi oleh orang sebanyak itu, tentu akan berbahaya,” ujar Wiendu.
Kunjungan orang yang mencapai ribuan setiap minggu, bahkan setiap bulannya, dapat mengancam Gunung Padang. Pasalnya, beban yang besar dapat mengganggu lingkungan situs karena dapat menyebabakan erosi. “Beban yang besar, yakni ribuan orang dalam waktu yang sama, akan berbahaya bagi caring capacity di situs ini,” tuturnya.
Untuk itu, ia menyatakan, penelitian di situs Gunung Padang harus merupakan penelitian yang bertanggung jawab. Penelitian tersebut harus berkepekaan terhadap faktor-faktor yang terkait aspek lingkungan dan masyarakat. “Harus dipikirkan bagaimana agar mampu mendorong masyarakat sekitar situs untuk mendapat manfaat ekonomi dari keberadaan situs,” katanya.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti menyebutkan, penelitian situs Gunung Padang tidak lepas dari pengganggaran yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Menurutnya, anggaran untuk penelitian Gunung Padang terbagi menjadi tiga tahap, tahap pertama hingga tahap ketiga. Pada tahap pertama, Kemendikbud mengalokasikan dana sekitar Rp 3 miliar.
Dana tersebut diprioritaskan guna penyelesaian penelitian situs ini oleh tim nasional. “Jadi, tidak benar informasi yang mengatakan, ada anggaran mencapai sekian triliun rupiah untuk situs Gunung Padang. Hanya beberapa miliar saja kok,” ucapnya kepada SH di gedung Kemendikbud, beberapa waktu lalu.
Perlindungan dan Pelestarian
Setelah selesai proses tahap pertama, tahap berikutnya, menurut Wiendu, anggaran akan difokuskan untuk perlindungan dan pelestarian situs. Tahap perlindungan dan pelestarian tersebut bertujuan menjaga agar Gunung Padang tidak mengalami erupsi. “Caranya, antara lain dengan diturap atau dicegah agar situs tidak rusak, misalnya oleh erupsi atau bencana alam lainnya,” katanya.
Setelah itu, anggaran akan difokuskan bagi tahap promosi pariwisata. Dengan demikian, situs itu bisa menjadi sumber penggerak untuk mengembangkan wilayah dan komunitas sekitar.
Saat ini, menurut Wiendu, ada informasi yang menyebutkan, kunjungan wisata ke Gunung Padang setiap Minggu mencapai 2.000 orang. Berarti, rata-rata kunjungan wisatawan per minggu 2.500-3.000 wisatawan. Jika dikalikan empat, kunjungan wisatawan per bulan di situs ini dapat mencapai 12.000 orang per bulan. “Bisa dibayangkan, bukit sekecil itu apabila dikunjungi oleh orang sebanyak itu, tentu akan berbahaya,” ujar Wiendu.
Kunjungan orang yang mencapai ribuan setiap minggu, bahkan setiap bulannya, dapat mengancam Gunung Padang. Pasalnya, beban yang besar dapat mengganggu lingkungan situs karena dapat menyebabakan erosi. “Beban yang besar, yakni ribuan orang dalam waktu yang sama, akan berbahaya bagi caring capacity di situs ini,” tuturnya.
Untuk itu, ia menyatakan, penelitian di situs Gunung Padang harus merupakan penelitian yang bertanggung jawab. Penelitian tersebut harus berkepekaan terhadap faktor-faktor yang terkait aspek lingkungan dan masyarakat. “Harus dipikirkan bagaimana agar mampu mendorong masyarakat sekitar situs untuk mendapat manfaat ekonomi dari keberadaan situs,” katanya.
Sumber : Sinar Harapan
http://sinarharapan.co/news/read/141003064/-banyak-temuan-baru-di-gunung-padang-
No comments:
Post a Comment